Tautan-tautan Akses

Pengangguran Dunia Meningkat Lebih dari 200 Juta


Guy Ryder, kiri, direktur jenderal Organisasi Perburuhan Internasional saat mendampingin Ivanka Trump, kanan, yang sedang membicarakan aksi untuk menghentikan kerja paksa, perbudakan modern dan perdagangan manusia di sela Sidang Umum PBB, September 2017. (Foto:Dok)
Guy Ryder, kiri, direktur jenderal Organisasi Perburuhan Internasional saat mendampingin Ivanka Trump, kanan, yang sedang membicarakan aksi untuk menghentikan kerja paksa, perbudakan modern dan perdagangan manusia di sela Sidang Umum PBB, September 2017. (Foto:Dok)

Jumlah pengangguran dunia tahun ini mencapai lebih dari 201 juta, atau meningkat 3,4 juta dibandingkan tahun 2016,kata Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO.

ILO mengatakan bahwa sektor swasta, terutama usaha kecil dan menengah, memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan kerja yang layak di seluruh dunia.

Kajian ILO (Prospek Lapangan Kerja dan Sosial 2017: Usaha dan Pekerjaan Berkelanjutan) melaporkan, bisnis swasta menyumbang hampir 3 miliar pekerja, atau 87 persen dari total lapangan kerja global. Menurut laporan ILO, sektor publik yang kuat adalah pondasi pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan.

Deborah Greenfield, wakil direktur jenderal ILO untuk kebijakan, mengatakan bahwa berinvestasi pada pekerja merupakan kunci keberlanjutan usaha. Dia juga mengatakan bahwa memberikan pelatihan formal untuk pekerja tetap menghasilkan upah yang lebih tinggi, produktivitas yang lebih tinggi dan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Greenfield mengatakan pekerja sementara berada pada posisi yang kurang menguntungkan.

"Tetapi, penggunaan tenaga kerja sementara yang intensif dikaitkan dengan upah yang lebih rendah dan produktivitas yang lebih rendah tanpa mencapai keuntungan dalam biaya unit kerja," kata Greenfield. "Laporan tersebut juga menemukan bahwa pelatihan di tempat kerja merupakan pendorong inovasi yang penting. Karena pekerja sementara waktu jarang mendapatkan pelatihan, ini juga dapat mempengaruhi inovasi di perusahaan secara negatif."

Laporan ILO mengatakan dalam beberapa kasus, inovasi telah menyebabkan perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja sementara waku, terutama perempuan. Namun, kajian itu mencatat bahwa meskipun hal ini mungkin bermanfaat dalam jangka pendek, dalam jangka panjang, ini menekan upah dan menyebabkan produktivitas rendah karena ketidakstabilan pekerjaan sementara dan kurangnya manfaat untuk pekerja.

Laporan tersebut, bagaimanapun, menemukan bahwa inovasi meningkatkan daya saing dan penciptaan lapangan kerja bagi perusahaan. Dikatakan perusahaan inovatif cenderung lebih produktif, mempekerjakan lebih banyak pekerja berpendidikan, menawarkan lebih banyak pelatihan dan mempekerjakan lebih banyak pekerja wanita. [aa/fw]

Recommended

XS
SM
MD
LG