Tautan-tautan Akses

Pengadilan Turki Pertimbangkan Ubah Museum Hagia Sophia Jadi Masjid


Monumen Hagia Sophia era Bizantium pada hari pertama bulan suci Ramadan, saat diberlakukannya jam malam empat hari sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19, di Istanbul, Turki, 24 April 2020. (Foto: dok).
Monumen Hagia Sophia era Bizantium pada hari pertama bulan suci Ramadan, saat diberlakukannya jam malam empat hari sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19, di Istanbul, Turki, 24 April 2020. (Foto: dok).

Pengadilan administratif tertinggi Turki, Kamis (2/7), mulai mempertimbangkan permohonan untuk mengubah museum ikonik Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

Pengadilan yang dikenal sebagai Dewan Negara Turki itu mendengarkan sejumlah argumentasi yang diajukan tim pengacara untuk sebuah kelompok yang ingin mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Kelompok itu mendesak agar pengadilan itu membatalkan keputusan Dewan Menteri tahun 1934 yang mengubah bangunan bersejarah itu menjadi museum.

Menurut televisi HaberTurk, dewan itu juga akan mendengarkan argumentasi dari kelompok-kelompok yang menentang permohonan tersebut. Keputusan terkait nasib Hagia Sophia baru akan diketahui dua pekan lagi.

Museum yang awalnya dibangun sebagai gereja sebelum akhirnya diubah menjadi masjid pada Kesultanan Utsmaniyah itu kini menjadi tema panas yang menyeruak di tengah pergulatan antara kelompok konservatif dan pegiat toleransi di Turki.

Museum Hagia Sophia (Ayasofya), Situs Warisan Dunia UNESCO, yang sebelumnya merupakan katedral Bizantium sebelum dikonversi menjadi masjid yang saat ini menjadi museum, di Istanbul, Turki, 30 Juni 2020. REUTERS / Murad Sezer
Museum Hagia Sophia (Ayasofya), Situs Warisan Dunia UNESCO, yang sebelumnya merupakan katedral Bizantium sebelum dikonversi menjadi masjid yang saat ini menjadi museum, di Istanbul, Turki, 30 Juni 2020. REUTERS / Murad Sezer

Media-media di Turki melaporkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin mempertahankan Hagia Sophia sebagai objek wisata seperti Masjid Biru di dekatnya, namun juga membukanya untuk tempat ibadah umat Islam. Tokoh-tokoh Kristen menentangnya.

Patriark Gereja Ortodoks Konstantinopel Sahag II Mashialan mengusulkan supaya umat Islam dan Kristen diberi kesempatan yang sama beribadah di sana. "Mari kita jadikan ini sebagai simbol perdamaian bagi kemanusiaan," tulisnya di Twitter. Berbeda dengan pihak oposisi yang ingin mempertahankan status museum, Mashialan menilai doa dan salat lebih cocok untuk Hagia Sophia ketimbang para turis yang berlarian membidik foto.

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partainya Erdogan, mengampanyekan usaha mereka untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid awal Mei lalu. Kontroversi menghangat sewaktu pemerintah Turki mengizinkan Alquran dikumandangkan di dalam Hagia Sophia untuk memperingati pendudukan Konstantinopel oleh tentara Utsmaniyah, 567 tahun lalu.

Hagia Sophia yang berarti “Kearifan Suci“ dalam bahasa Yunani dibangun oleh kekaisaran Byzantium sebagai gereja terbesar di dunia pada saat itu. Statusnya diubah Utsmaniyah menjadi masjid usai pendudukan Konstantinopel, dan kemudian menjadi museum atas desakan Mustafa Kemal Ataturk pada 1935. Pada 2019, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan “adalah sebuah kesalahan besar mengubah Hagia Sophia menjadi museum”. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG