Seorang hakim pengadilan federal Amerika memutuskan bahwa pemerintah Trump harus melanjutkan kembali program DACA, program yang memungkinkan anak-anak imigran yang dibawa ke Amerika ketika masih kanak-kanak secara ilegal, tinggal dan bekerja secara legal di Amerika.
Hakim juga memutuskan bahwa Amerika harus menerima aplikasi baru program yang dikenal sebagai “Deferred Action for Childhood Arrivals” atau DACA itu.
Namun John Bates, hakim distrik di Washington DC itu, juga memberikan waktu hingga 23 Agustus kepada pemerintah, untuk memutuskan apakah akan mengajukan banding terhadap putusannya atau tidak.
Pada April lalu, Bates memberikan waktu selama 90 hari kepada pemerintah untuk menyampaikan alasan mengakhiri program DACA.
Dalam putusan setebal 25 halaman, Bates hari Jumat (3/8) mengatakan argumen yang disampaikan pemerintah gagal membuatnya mengubah putusan tersebut.
Dalam putusan April lalu Bates menyebut alasan pemerintah mengakhiri program DACA itu “sewenang-wenang dan berubah-ubah.” Bates mengatakan pemerintah gagal “menjelaskan secara memadai bahwa program itu melanggar hukum.”
Pengadilan federal di New York dan California awal tahun ini memerintahkan DACA untuk melanjutkan progress pembaruan tetapi tidak mensyaratkan pemerintah untuk menerima aplikasi baru.
DACA menyediakan pekerjaan sementara dan ijin belajar bagi sekitar 700 ribu imigran muda, yang kerap dirujuk sebagai “Dreamers.” Bagi mayoritas imigran ini, Amerika adalah satu-satunya rumah yang mereka kenal. Mereka adalah pembayar pajak, pemilik bisnis, sudah memiliki keluarga, lulusan universitas dan sebagian bertugas di militer.
DACA dibentuk tahun 2012 dibawah pemerintahan Barack Obama. [em]