Pengadilan tinggi Hong Kong dengan suara bulat membatalkan putusan bersalah terhadap tiga mantan anggota kelompok pro-demokrasi yang menyelenggarakan acara peringatan tahunan dengan menyalakan lilin untuk memperingati penumpasan Lapangan Tiananmen di China pada 1989, dengan alasan adanya ketidakadilan hukum.
Putusan tersebut merupakan kemenangan yang jarang terjadi bagi gerakan pro-demokrasi Hong Kong di mana sejumlah aktivis telah dipenjara atau diasingkan, sementara banyak kelompok masyarakat sipil liberal dan populer ditutup.
Dalam putusannya, lima hakim Pengadilan Banding Akhir, yang dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Andrew Cheung, mengatakan jaksa penuntut pemerintah telah menyunting fakta-fakta penting.
Hal itu telah "merampas hak terdakwa untuk mendapatkan pengadilan yang adil, sehingga putusan mereka melibatkan ketidakadilan hukum," kata para hakim.
Aliansi Hong Kong yang sekarang sudah bubar untuk Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik di China dulunya menyelenggarakan acara peringatan tahunan dengan menyalakan lilin untuk mengenang mereka yang tewas dalam tindakan keras berdarah di dan sekitar Lapangan Tiananmen Beijing pada tahun 1989.
Mantan wakil ketua Chow Hang Tung, 40 tahun, dan dua mantan anggota komite eksekutif lainnya Tang Ngok-kwan dan Tsui Hon-kwong, dijatuhi hukuman 4,5 bulan pada Maret 2023.
Mereka dinyatakan bersalah karena tidak memenuhi permintaan polisi keamanan nasional untuk memberikan informasi mengenai anggota, donatur, dan keuangan Aliansi.
Tang menyambut baik putusan tersebut, dengan mengatakan, "Hari ini kita dapat membuktikan bahwa Aliansi bukanlah agen asing ... keadilan ada di hati rakyat," dalam sambutannya kepada wartawan di luar pengadilan.
Kelompok tersebut ditetapkan sebagai "agen asing" untuk organisasi yang tidak disebutkan namanya setelah dituduh menerima HK$20.000 atau setara Rp42 juta, darinya.
Namun, selama sidang banding, Chow, yang mewakili dirinya sendiri, mengatakan klaim bahwa Aliansi adalah agen asing sulit dibuktikan karena tidak benar.
"Seekor rusa tidak bisa menjadi kuda hanya karena seseorang mempercayainya," tambahnya.
Chow mendesak pengadilan untuk mengakhiri keterlibatan dalam penyalahgunaan wewenang oleh polisi.
"Negara polisi diciptakan oleh keterlibatan pengadilan dalam mendukung penyalahgunaan wewenang tersebut," katanya. "Keterlibatan semacam ini harus dihentikan sekarang."
Ditahan sejak September 2021, Chow juga didakwa dengan hasutan untuk melakukan subversi, bersama dengan dua mantan pemimpin Aliansi, Albert Ho dan Lee Cheuk-yan. [ft/rs]