Jaksa federal sedang menyelidiki kematian dua polisi dan satu orang lainnya akibat penembakan hari Selasa (29/5) di bagian timur kota Liege, Belgia, dalam kejadian yang disebut polisi sebagai serangan yang dilakukan oleh seorang laki-laki yang berada dalam daftar pantauan polisi anti-teroris.
Laki-laki bersenjata itu berulangkali menikam dua polisi perempuan sebelum menembak mereka dengan senjata api yang dirampas dari kedua polisi tersebut, di luar sebuah café di sebuah jalan besar, sebelum melarikan diri ke sebuah SMA, di mana ia sempat melakukan penyanderaan selama beberapa saat, demikian ujar pejabat-pejabat berwenang.
“Berbekal pisau, tersangka mengikuti dan menyerang dua petugas polisi dan menggunakan senjata mereka sendiri untuk membunuh keduanya,” ujar jaksa Phillipe Dulieu dalam konferensi pers.
Kepala polisi Liege Christian Beaupere mengatakan, “Tujuan tersangka adalah untuk menyerang polisi,” dan menambahkan empat polisi lain luka-luka dalam insiden itu.
Juru bicara jaksa Liege Catherine Collignon mengatakan kepada AFP, korban ketiga adalah seorang pengemudi yang sedang melintas di kawasan itu.
Penembak, yang tewas di tangan polisi, baru dibebaskan dari penjara hari Senin (28/5), demikian menurut media Belgia RTBF. Media itu mengatakan tersangka dikenal kerap melakukan pelanggaran hukum yang tidak serius.
Anggota parlemen Belgia George Dallemagne memastikan bahwa penyerang dicantumkan dalam daftar pemantauan polisi setelah
teradikalisasi di dalam penjara. “Tragisnya pengawasan tahanan yang sudah teradikalisasi tetap bercacat,” cuitnya di Twitter.
Pusat Krisis Nasional Belgia, yang memberlakukan siaga tinggi di negara itu setelah serangkaian serangan ISIS di Brussels dan Paris dalam tiga tahun terakhir ini, tidak meningkatkan kewaspadaan hari Selasa, yang menunjukkan bahwa penyerang melakukan tindakan seorang diri. [em/ds]