Para peneliti Brazil, Rabu (23/12) menyatakan vaksin virus corona yang dikembangkan perusahaan farmasi China Sinovac Biotech didapati lebih dari 50 persen efektif dalam uji klinis tahap akhir.
Tetapi para pejabat di lembaga riset pemerintah Butantan menyatakan mereka menahan perilisan hasil uji coba itu atas permintaan Sinovac, menimbulkan masalah lagi mengenai kurangnya transparansi terkait pengembangan vaksin tersebut.
Tes-tes terhadap vaksin Sinovac, yang disebut CoronaVac, dihentikan bulan lalu setelah “dampak negatif yang serius” terkait seorang partisipan sukarela pada akhir Oktober.
Sinovac adalah satu dari banyak perusahaan farmasi di seluruh dunia yang telah berpacu untuk mengembangkan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif. Data dari Johns Hopkins University’s Coronavirus Resource Center menyebutkan COVID-19 telah menewaskan lebih dari 1,7 juta orang dari 78,7 juta orang yang terjangkit virus itu.
Amerika Latin menerima dosis-dosis pertama vaksin COVID-19 pada hari Rabu (23/12), dengan tibanya vaksin tersebut di Mexico City.
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard hadir langsung sewaktu pesawat yang membawa vaksin buatan Pfizer-BioNTech itu mendarat dari Belgia. “Hari ini adalah awal dari berakhirnya pandemi,” kata Ebrard.
Meksiko dijadwalkan menerima 1,4 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Para pejabat hari Rabu tidak menyatakan berapa banyak vaksin yang dikirim itu. Tetapi mereka menyatakan mereka berencana mulai mengimunisasi para petugas kesehatan hari Kamis di Mexico City dan di Saltillo, di bagian utara Meksiko.
Negara-negara lain di Amerika Selatan juga sedang menunggu kiriman vaksin, atau seperti yang dilakukan Argentina hari Rabu , menyetujui (23/12) vaksin untuk digunakan di negara mereka.
AS hampir menuntaskan pekan kedua imunisasi terhadap sekitar satu juta orang, terutama di kalangan petugas layanan kesehatan dan penghuni panti jompo. Tetapi jumlah tersebut jauh lebih sedikit daripada sasaran yang ditetapkan dalam Operation Warp Speed, upaya pemerintah federal untuk memproduksi jutaan dosis vaksin, untuk disuntikkan kepada 20 juta orang Amerika pada akhir tahun ini.
Kepala penasihat Operation Warp Speed Dr. Moncef Slaoui telah memperingatkan bahwa perlu waktu lebih lama lagi untuk memproduksi vaksin.
Pemerintahan presiden AS Donald Trump telah mencapai kesepakatan bernilai 2 miliar dolar untuk mengamankan tambahan 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech, yang akan meningkatkan pasokan vaksin Amerika menjadi 200 juta dosis pada pertengahan Juli 2021.
China pada hari Kamis menjadi negara terkini yang menangguhkan semua perjalanan dengan Inggris setelah ditemukannya jenis virus corona yang baru dan lebih mudah menular. Varian baru virus ini merebak di Inggris Selatan dalam beberapa pekan ini, mendorong PM Inggris Boris Johnson memberlakukan lockdown yang lebih ketat di beberapa bagian negara tersebut sebelum Hari Natal. [uh/ab]