Tautan-tautan Akses

Partai Putin Alami Penurunan dalam Pemilu Rusia, OSCE Temukan Banyak Pelanggaran


Para aktivis oposisi berunjuk rasa menolak PM Vladimir Puttin di St. Petersburg, Rusia (4/12).
Para aktivis oposisi berunjuk rasa menolak PM Vladimir Puttin di St. Petersburg, Rusia (4/12).

Para analis Rusia memperkirakan penurunan tajam popularitas partai Putin dikarenakan adanya ketidak puasan rakyat atas kesenjangan pendapatan di Rusia, dan tuduhan korupsi pejabat pemerintahan.

Partai berkuasa Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengalami penurunan besar dalam pemilu parlemen, sehingga kekuasaan mayoritas tokoh yang telah mendominasi politik Rusia selama lebih dari satu dasawarsa itu semakin berkurang.

Dengan 96 persen surat suara terhitung, Partai Rusia Bersatu hari Senin diperkirakan memenangkan 238 kursi dari 450 kursi dalam Duma, atau majelis rendah, turun tajam dari 315 kursi yang diperoleh dalam pemilu 2007.

Para pemantau pemilu dari Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) melaporkan banyak pelanggaran terhadap peraturan pemilu yang menguntungkan partai Rusia Bersatu. OSCE menyatakan pelanggaran prosedur yang kerap terjadi di antaranya masalah penghitungan suara, pemalsuan surat suara yang telah terisi sebelumnya dan kurangnya kejujuran. Meski demikian, partai Putin tetap saja akan kehilangan supermayoritas dua pertiga yang memberi partai itu kewenangan untuk mengubah konstitusi secara sepihak.

Tuduhan adanya kecurangan dalam pemilu memicu ribuan orang berdemonstrasi di jalan-jalan Moskow pada Senin malam. Mereka berkumpul di tengah-tengah hujan dan menyebut pemilu itu memalukan dan berteriak “Rusia Tanpa Putin.”

Puluhan demonstran, yang berusaha mencapai Kremlin, ditangkap dan dimasukkan ke dalam bus-bus. Demonstrasi itu dilaporkan adalah protes oposisi terbesar di Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton hari Senin mengungkapkan “keprihatinan serius” mengenai pelaksanaan pemilu parlemen Rusia. Ia mengatakan para pemilih Rusia pantas melihat penyelidikan menyeluruh sehingga mereka tahu pemilu berlangsung adil dan suara mereka dihitung dengan jujur.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pemilu berjalan jujur dan adil.

Partai Komunis, beserta Partai Liberal Demokrat yang nasionalis dan Partai Keadilan Rusia – sebuah partai sosial democrat – semuanya mendapat suara tambahan dan berarti partai Putin terpaksa harus berkoalisi dengan setidaknya beberapa pihak oposisi baru. Partai Komunis mendapat 92 kursi, disusul Partai Keadilan Rusia dengan 64 kursi dan Liberal Demokrat 56 kursi.

XS
SM
MD
LG