Tautan-tautan Akses

Pendukung dan Penentang Presiden Korsel Unjuk Rasa di Seoul


Seorang wanita melambaikan bendera Korea Selatan dan Amerika Serikat selama unjuk rasa untuk mendukung presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, di dekat kediaman presiden di Seoul Kamis 2 Januari 2025.
Seorang wanita melambaikan bendera Korea Selatan dan Amerika Serikat selama unjuk rasa untuk mendukung presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, di dekat kediaman presiden di Seoul Kamis 2 Januari 2025.

Ribuan pendukung Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadapi suhu dingin membeku dan berunjuk rasa pada hari Kamis (2/1) di tengah-tengah kehadiran polisi dalam jumlah besar.

Salah seorang pendukung Yoon, Choi Sung-won, mengatakan, “Setiap penegakan hukum di negara ini telah melanggar hukum. Rakyat Korea Selatan tidak tahu siapa yang membuat sistem hukum ini dan bagaimana ini diberlakukan. Negara ini dalam keadaan perang saudara dan anarki. Presiden Yoon perlu kembali agar ia dapat menormalkan negara.”

Sementara itu, pengunjuk rasa yang anti-Yoon menggelar protes di dekatnya, menuntut agar Yoon segera ditangkap dan dimakzulkan.

Penentang Yoon, Kang Sae-bom, mengatakan penangguhan kekuasaan presiden tidaklah cukup dan Yoon perlu dihukum dengan hukum pidana.

Kekuasaan presiden Yoon ditangguhkan setelah Majelis Nasional memutuskan untuk memakzulkannya pada 14 Desember lalu terkait dengan pemberlakuan darurat militer oleh Yoon. Darurat militer itu berlangsung beberapa jam saja, tetapi telah memicu kekacauan politik selama berpekan-pekan, menghentikan diplomasi tingkat tinggi dan mengguncang pasar keuangan.

Nasib Yoon kini berada pada Mahkamah Konstitusi, yang telah mulai mempertimbangkan apakah akan menegakkan pemakzulan dan secara resmi menyingkirkan Yoon dari jabatannya atau mengembalikan Yoon ke ja jabatannya.

Untuk mengakhiri kepresidenan Yoon secara resmi, sedikitnya enam dari sembilan hakim Mahkamah Konstitusi harus memutuskan mendukung hal itu.

Majelis Nasional pekan lalu juga memutuskan untuk memakzulkan PM Han Duck-soo, yang menjadi penjabat presiden setelah kewenangan Yoon ditangguhkan, terkait keengganannya mengisi tiga lowongan di Mahkamah Konstitusi sebelum Mahkamah itu meninjau kembali kasus Yoon.

Menghadapi tekanan yang kian besar, penjabat presiden yang baru, Wakil PM Choi Sang-mook, mengangkat dua hakim baru pada hari Selasa, yang kemungkinan meningkatkan peluang Mahkamah untuk menegakkan pemakzulan Yoon. [uh/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG