Tautan-tautan Akses

Pendaki Perempuan Pemecah Rekor Everest Terdampar di Nepal Akibat COVID-19


Gunung Everest, puncak tertinggi dunia, dan puncak pegunungan Himalaya lainnya terlihat melalui jendela pesawat selama penerbangan gunung dari Kathmandu, Nepal, 15 Januari 2020. (Foto: REUTERS/Monika Deupala)
Gunung Everest, puncak tertinggi dunia, dan puncak pegunungan Himalaya lainnya terlihat melalui jendela pesawat selama penerbangan gunung dari Kathmandu, Nepal, 15 Januari 2020. (Foto: REUTERS/Monika Deupala)

Tsang Yin-Hung, pendaki pencetak rekor asal Hong Kong dan puluhan pendaki dari China terdampar di Nepal akibat pembatasan terkait pandemi COVID-19 yang diterapkan China. Yin-Hung pernah mencetak waktu tercepat pendakian Gunung Everest oleh pendaki perempuan.

Nepal telah mengalami lonjakan kasus COVID-19 termasuk di base camp Everest yang mendorong beberapa negara untuk melarang perjalanan dari sana. Angka positivity rate harian di Nepal mencapai lebih dari 24 persen, termasuk yang tertinggi di dunia saat ini.

Pembatasan perjalanan diberlakukan setelah musim pendakian dimulai dan ada wabah baru di Nepal.

Pendaki gunung Kong Tsang Yin-hung, yang mencatat pendakian Gunung Everest tercepat di dunia (8.848,86 meter) oleh seorang wanita dalam 25 jam 50 menit, Kathmandu pada 30 Mei 2021. (Foto: AFP)
Pendaki gunung Kong Tsang Yin-hung, yang mencatat pendakian Gunung Everest tercepat di dunia (8.848,86 meter) oleh seorang wanita dalam 25 jam 50 menit, Kathmandu pada 30 Mei 2021. (Foto: AFP)

Tsang, 44, yang mendaki Gunung Everest dalam waktu 25 jam dan 50 menit bulan lalu, mengatakan pulang ke negaranya tampak lebih sulit daripada pendakiannya ke puncak 8.848,86 meter.

“Saya pikir pendakian ke puncak bagi saya adalah mungkin dan dapat dicapai,” katanya kepada Reuters di hotelnya di Kathmandu. “Tapi pulang (sepertinya) tak ada harapan. Tidak ada cara untuk pulang.”

Pejabat Nepal mengatakan mereka telah mengizinkan dua penerbangan mingguan dari China, tetapi penerbangan tersebut tidak beroperasi.

Kedutaan China di Kathmandu tidak segera menanggapi email Reuters tentang kurangnya penerbangan.

"Tidak ada penerbangan (dari Nepal) ke tempat mana pun di China atau Hong Kong," katanya.

Pendaki dari negara lain telah kembali dengan penerbangan carteran.

Pendaki dari China lainnya, Sun Yi Quan, 34 tahun, mengatakan timnya yang terdiri dari 13 pendaki juga gagal mendapatkan penerbangan pulang. Sun Yi Quan pernah mendaki Everest sebanyak tiga kali, tetapi menyerah pada pendakian keempatnya ketika wabah COVID melanda base camp Everest pada Mei.

Kathmandu telah ditutup sebagian sejak Mei karena lonjakan COVID-19 dengan 622.640 infeksi dan 8.772 kematian sejauh ini.

Tashi Lakpa Sherpa, seorang pejabat senior di perusahaan Seven Summit Treks mengatakan lebih dari 30 pendaki China terdampar di Kathmandu. [ah/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG