Massa berkumpul di Istanbul dan Ankara pekan ini memprotes pemindahaan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan terjadinya bentrokan mematikan antara demonstran Palestina dan pasukan Israel di Gaza. Turki menarik duta besarnya dari Washington DC dan Tel Aviv, sementara Perdana Menteri Binali Yildirim mengutuk pembantaian di Gaza dan tanggapan Amerika terhadap hal itu.
"Fakta bahwa Amerika, yang mengklaim sebagai mediator untuk mempertahankan perdamaian di kawasan dan dunia, ikut memiliki andil dalam pembantaian ini merupakan penyimpangan dan jelas tidak dapat diterima," ujarnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Heather Nauert mengecilkan makna dari ketegangan itu dan mengatakan Turki masih merupakan sekutu penting Amerika.
Nauert mengatakan, "Kami sadar Turki telah menarik duta besarnya. Hak Turki untuk melakukan hal itu, dan saya tidak melihat hal itu sebagai memburuknya hubungan dengan pemerintah Turki."
Hal lain yang menambah ketegangan hubungan bilateral kedua negara adalah penahanan pastor Amerika, Andrew Brunson, sejak tahun 2016, yang kemungkinan dapat dijatuhi hukuman 35 tahun penjara karena tuduhan spionase dan terorisme. Departemen Luar Negeri mengatakan tuduhan-tuduhan itu tidak berdasar. Sejumlah senator Amerika setuju dengan hal itu dan menyerukan pembebasannya. Salah seorang di antaranya Senator Thom Tillis dari faksi Republik.
"Di negara kita ada keyakinan bahwa kita lebih suka membiarkan seratus orang bersalah tidak didakwa dibanding membiarkan satu orang tidak bersalah dipenjara. Didasarkan pada jumlah orang yang kini dipenjara di Turki, sepertinya ini justru bertolakbelakang," ujar Tillis.
Presiden Donald Trump juga telah menyerukan pembebasan Brunson, dan Turki semakin menghadapi tudingan telah melakukan "diplomasi penyanderaan." Pakar politik di Center for American Progress Michael Werz mengatakan, "Jadi sepertinya hubungan itu murni transaksional dan Turki memiliki maksud untuk memaksakan perolehan konsesi dari Amerika dan negara-negara tetangganya di Eropa. Ini tidak baik untuk masa depandan jika sikap itu berlanjut, hal itu akan merugikan keamanan nasinal dan perekonomian Turki, dan juga terhadap posisi Turki di kawasan dan dunia yang lebih luas."
Turki telah mengecam Amerika karena menghukum seorang bankir Turki di New York yang dinilai berperan membantu Iran mengelak sanksi-sanksi Amerika, dengan mengatakan tidak ada satu negara pun berhak menghakimi atau menghukum Turki. [em/jm]