Polisi India, Kamis (30/12), menangkap seorang pemimpin agama Hindu karena diduga membuat pidato yang menghina pemimpin kemerdekaan India Mahatma Gandhi dan memuji pembunuhnya.
Mahatma Gandhi ditembak mati oleh seorang ekstremis Hindu pada sebuah kegiatan doa bersama di ibu kota India pada 1948. Ia dianggap bersimpati terhadap Muslim sewaktu pemerintah kolonial Inggris pada 1947 membelah anak benua India menjadi India yang sekuler dan Pakistan yang Islamis.
Kantor berita Press Trust of India, mengutip keterangan polisi bernama Prashant Agrawal, mengatakan, Kalicharan Maharaj ditangkap di negara bagian Madhya Pradesh, setelah dituduh memicu kebencian antara kelompok-kelompok agama dalam pidatonya awal pekan ini.
Menurut laporan-laporan media, Maharaj mengatakan "Gandhi menghancurkan negara ... salut untuk Nathuram Godse, yang membunuhnya.'' Ia akan didakwa secara resmi di pengadilan setelah polisi menyelesaikan penyelidikan. Jika terbukti bersalah, ia bisa dipenjara hingga lima tahun.
Serangan oleh kelompok-kelompok garis keras Hindu terhadap Muslim dan kelompok-kelompok minoritas lain telah meningkat setelah Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada 2014, dan memenangkan pemilihan umum kembali pada 2019.
Oposisi juga menuntut penangkapan beberapa pemimpin agama Hindu karena menyampaikan pidato yang sangat provokatif terhadap Muslim di parlemen keagamaan yang tertutup, yang dikenal sebagai Dharam Sansad. Dalam pidato itu, mereka meminta umat Hindu mempersenjatai diri untuk melakukan “genosida” terhadap Muslim, menurut pengaduan polisi.
Polisi di negara bagian Uttarakhand, yang diperintah oleh Partai Nasionalis Bharatiya Janata, mengatakan mereka sedang menginterogasi para tersangka. Belum ada penangkapan yang dilakukan.
Jumlah Muslim di India hampir 14% dari total penduduk India yang mencapai 1,4 miliar. [ab/ka]