Tautan-tautan Akses

Pemilih AS Didorong Manfaatkan Metode Pemungutan Suara Lewat Pos


Seorang pekerja pemilu memasukkan kertas suara ke dalam kotak suara resmi di luar lokasi pemungutan suara awal di Miami, Florida, pada 19 Oktober 2020. (Foto: AP)
Seorang pekerja pemilu memasukkan kertas suara ke dalam kotak suara resmi di luar lokasi pemungutan suara awal di Miami, Florida, pada 19 Oktober 2020. (Foto: AP)

Pemilih di AS punya beberapa cara untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden mendatang, salah satunya melalui pos. Banyak pendukung Partai Demokrat yang memanfaatkan cara ini.

Jajak pendapat yang dilakukan Gallup belum lama ini menunjukkan bahwa antusiasme pemilih AS terhadap pemilihan umum November mendatang “biasa saja.” Namun, sebagian orang yang berbicara kepada VOA mengatakan bahwa hak pilih tidak sepatutnya disia-siakan.

“Menggunakan hak pilih adalah cara paling dasar untuk membuat suara Anda didengar," kata mahasiswa Duke University, Pilar Kelly.

Jenny Wilson, seorang pendukung Partai Republik, mengatakan bahwa masyarakat harus menggunakan hak pilih mereka untuk hal-hal yang akan membantu pembangunan negeri.

“Kita harus menggunakan hak pilih untuk hal-hal yang kita tahu akan membantu negara kita," katanya

Warga negara AS dapat menggunakan hak pilih secara langsung, alias tatap muka, pada hari H pemilu atau lebih awal di tempat-tempat pemungutan suara khusus.

Kotak penyerahan suara yang digunakan dalam pemilu lokal di Lawrence, Kansas, 21 Maret 2022. (Foto: AP)
Kotak penyerahan suara yang digunakan dalam pemilu lokal di Lawrence, Kansas, 21 Maret 2022. (Foto: AP)

Mereka juga bisa mengirimkan surat suara mereka menggunakan jasa Kantor Pos AS.

“Setiap negara bagian di negara ini mengizinkan metode sejenis pemungutan suara melalui pos. Yang membedakan adalah ada-tidaknya syarat untuk memberikan alasan (menggunakan metode itu), misalnya karena pemilih sedang tidak di rumah atau tidak bisa ke TPS pada hari H pemilu," ujar Will Adler, peneliti sekaligus wakil direktur Bipartisan Policy Center yang diwawancarai VOA melalui Skype.

Di negara-negara bagian yang menawarkan program ‘memilih lewat pos’ (vote-by-mail) alih-alih ‘memilih secara absen’ (absentee voting), pemilih yang sudah terdaftar akan secara otomatis dikirimi surat suara sebelum hari pemilu. Sementara di negara-negara bagian yang menggunakan metode absentee voting, pemilih harus mengajukan permohonan memilih lewat pos dan memberikan alasan mengapa mereka tidak bisa hadir langsung ke TPS pada hari H pemilu agar dapat menerima surat suara tersebut.

Kebijakan jaga jarak sosial pada awal pandemi COVID-19 membuat metode pemungutan suara melalui pos meningkat drastis.

Menurut survei Pew Research, pemilih Partai Demokrat lebih banyak menggunakan metode itu pada pemilu 2020 dan 2022 dibandingkan pemilih Partai Republik.

Presiden AS Joe Biden telah secara konsisten mendukung metode pos selama bertahun-tahun.

“Pemungutan suara lewat pos itu cara yang aman dan nyaman agar semakin banyak orang ikut memilih," katanya.

Sementara pendahulu Biden, Donald Trump, yang kembali mencalonkan diri sebagai presiden, telah berulang kali menyuarakan kekhawatirannya akan kemungkinan kecurangan pemilu akibat metode pos.

“(Metode) absentee itu bagus. (Namun, metode) pos secara umum itu sungguh, sungguh buruk. Tidak mungkin ada cara untuk menjamin akurasinya.”

Meski demikian, sejak 2023, beberapa politisi Partai Republik mulai menekankan pentingnya pemanfaatan seluruh metode pemungutan suara kepada pemilih.

Petugas pemilu menghitung surat suara yang masuk di West Chester University, AS, Rabu, 4 November 2020. (Foto: AP)
Petugas pemilu menghitung surat suara yang masuk di West Chester University, AS, Rabu, 4 November 2020. (Foto: AP)

Trump tidak terkecuali.

Pada 9 Mei, ia menekankan pesan itu di platform media sosialnya, Truth Social. Ia menulis, “Absentee voting, memilih lebih awal dan memilih pada hari H pemilu sama bagusnya.”

Sejumlah kelompok yang berusaha menggerakkan para pemilih Partai Republik mengaku ingin mengikis keunggulan Partai Demokrat dalam metode pos yang selama ini mereka miliki.

“Semakin banyak pemilih yang menggunakan metode pemungutan suara awal dan absentee, metode pos, melalui upaya kami, semakin bagus posisi kita pada malam penghitungan suara," kata Max Docksey, direktur politik Republican State Leadership Committee melalui Skype.

Pemilih AS Didorong Manfaatkan Metode Pemungutan Suara Lewat Pos
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:47 0:00

Sementara itu, Democratic Legislative Campaign Committee mengatakan kepada VOA secara tertulis bahwa mereka ragu para pendukung Partai Republik akan mengubah opini mereka. Komite itu juga memperingatkan soal rancangan undang-undang yang sedang disusun para politisi Partai Republik negara bagian untuk tidak menerima surat suara pos yang diisi dengan sedikit kesalahan dan melarang penempatan kotak penyerahan surat suara.

Para pakar mengaku sulit memprediksi sebesar apa dampak pemungutan suara melalui pos terhadap hasil pemilu tahun ini.

“Jika Anda mempermudah metode pos, maka Anda akan melihat partisipasi pemilu yang lebih tinggi. Belum jelas apakah akan ada dampak yang besar terhadap hasil pemilu, karena, sekali lagi, pendukung Partai Republik pun ingin menggunakan hak pilih mereka, dan mereka akan menemukan cara untuk menyalurkannya," kata Michael McDonald, dosen ilmu politik University of Florida melalui Skype.

McDonald yakin perlindungan yang diterapkan oleh pejabat pemilu akan mengurangi kemungkinan kecil terjadinya kecurangan dalam pemilu presiden. [rd/ns]

Forum

XS
SM
MD
LG