Pejabat-pejabat menduga telah terjadi kecurangan dalam proses pengumpulan tanda tangan yang merupakan bagian dari upaya menghentikan usaha oposisi mendongkel pemimpin sosialis itu lewat pemilihan.
Pengumuman resmi itu bagai kejutan bagi pendukung referendum yang menilai keputusan itu tidak konstitusional. Perintah itu juga disampaikan beberapa jam setelah Maduro meninggalkan Venezuela untuk lawatan ke beberapa negara di Timur Tengah.
Mantan calon presiden Venezuela, Henrique Capriles, mengatakan ia dan tujuh pemimpin oposisi menerima perintah pengadilan yang melarang mereka keluar dari negara itu.
Capriles memasang dokumen itu di Twitter dan menulis "Lagi-lagi mereka membuang-buang waktu."
Jajak pendapat publik menunjukkan mayoritas rakyat Venezuela menginginkan Maduro lengser. [ka/lt]