Indonesia berencana untuk menjalankan uji klinis beberapa vaksin untuk melawan lonjakan kasus tuberkulosis (TBC) tahun ini di tengah munculnya kekhawatiran bahwa penyakit tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, kata sejumlah menteri pada Senin (10/6).
Indonesia mengalami lonjakan kasus TBC selama beberapa tahun terakhir. Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat lebih dari 1 juta kasus pada tahun 2023, dibandingkan dengan sekitar 820.000 kasus pada tahun 2020.
Pada tahun 2022, kematian akibat TBC di Tanah Air mencapai sekitar 134.000 jiwa, tertinggi kedua di dunia setelah India.
Tiga perempat dari pasien berada pada kelompok usia produktif dan 45% dari seluruh pasien tidak bekerja. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa penyebaran penyakit ini merugikan kegiatan ekonomi, kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada pertemuan pemerintah dengan para kepala daerah provinsi/kabupaten/kota. Menteri itu tidak memberikan perkiraan dampaknya terhadap pertumbuhan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia berencana melakukan uji coba vaksin TBC yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi global GlaxoSmithKline pada bulan Juli, yang melibatkan 2.500 orang. Pengembangan vaksin ini didanai oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates.
Uji klinis untuk vaksin yang dibuat oleh perusahaan China CanSino Biologics juga diperkirakan dilakukan tahun ini, kata Budi.
“Kami berharap menjadi salah satu negara pertama yang melakukan vaksinasi TBC,” kata Budi pada pertemuan yang sama.
“Kami juga sedang dalam tahap melakukan uji klinis vaksin mRNA yang sedang dikembangkan oleh BioNTech, yang menemukan vaksin COVID untuk Pfizer,” kata Budi.
Dalam pertemuan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memerintahkan para pemimpin provinsi untuk membentuk satuan tugas untuk mendeteksi infeksi TBC.
Indonesia bertujuan untuk menurunkan angka kematian akibat TBC sebesar 80% menjadi hanya enam kematian per 100.000 jiwa pada tahun 2030, kata Budi. [ab/uh]
Forum