Pemerintah Hong Kong yang pro-Beijing muncul sebagai pemenang dalam pemilihan dewan legislatif. Tetapi saingan mereka yang prodemokrasi mampu mempertahankan hak veto mereka mengenai kebijakan-kebijakan pada masa depan, termasuk di antaranya reformasi dalam negeri.
Para analis sebelumnya memperkirakan keunggulan lebih besar bagi kubu prodemokrasi setelah kelompok tersebut memimpin serangkaian protes massal menentang pemerintahan Leung Chun-ying.
Protes-protes tersebut bersumber dari kemarahan masyarakat terhadap cara Leung menangani beberapa isu, khususnya usul pemerintah untuk mewajibkan sekolah-sekolah mengajarkan mata pelajaran patriotisme Tiongkok. Leung membatalkan rencana tersebut hari Sabtu, sehari sebelum pemilihan.
Banyak orang khawatir usul tersebut merupakan rencana penguasa Beijing untuk mengindoktrinasi kaum muda Hong Kong agar secara membuta mendukung Partai Komunis Tiongkok.
Lima puluh tiga persen pemilih terdaftar memberi suara, naik dari 45 persen pada pemilu terdahulu tahun 2008.
Anggota legislatif pro-demokrasi Lee Cheuk-yan yang terpilih kembali menggambarkan hasil tersebut “sangat mengecewakan.” Calon-calon pro-demokrasi bersaing memperebutkan kursi dengan banyak partai lain yang mencerminkan perbedaan pandangan dalam gerakan tadi, dan berakibat terpecahnya suara pro-demokrasi yang turut membantu memenangkan calon-calon yang pro-penguasa.
Para analis sebelumnya memperkirakan keunggulan lebih besar bagi kubu prodemokrasi setelah kelompok tersebut memimpin serangkaian protes massal menentang pemerintahan Leung Chun-ying.
Protes-protes tersebut bersumber dari kemarahan masyarakat terhadap cara Leung menangani beberapa isu, khususnya usul pemerintah untuk mewajibkan sekolah-sekolah mengajarkan mata pelajaran patriotisme Tiongkok. Leung membatalkan rencana tersebut hari Sabtu, sehari sebelum pemilihan.
Banyak orang khawatir usul tersebut merupakan rencana penguasa Beijing untuk mengindoktrinasi kaum muda Hong Kong agar secara membuta mendukung Partai Komunis Tiongkok.
Lima puluh tiga persen pemilih terdaftar memberi suara, naik dari 45 persen pada pemilu terdahulu tahun 2008.
Anggota legislatif pro-demokrasi Lee Cheuk-yan yang terpilih kembali menggambarkan hasil tersebut “sangat mengecewakan.” Calon-calon pro-demokrasi bersaing memperebutkan kursi dengan banyak partai lain yang mencerminkan perbedaan pandangan dalam gerakan tadi, dan berakibat terpecahnya suara pro-demokrasi yang turut membantu memenangkan calon-calon yang pro-penguasa.