Serangan di kawasan Ogaden itu juga melukai seorang lainnya dan menyebabkan dua orang lagi hilang.
Jurubicara Pemerintah Ethiopia Shimelis Kemal mengatakan, beberapa tersangka telah ditahan sehubungan dengan serangan hari Jumat terhadap dua kendaraan Program Pangan Dunia PBB di jalan terpencil di wilayah Somalia timur, yang dikenal sebagai Ogaden.
Ia berbicara kepada VOA melalui telepon.Ia mengatakan,"Pasukan Keamanan yang segera mengejar para penyerang berhasil menangkap sejumlah tersangka teroris".
Kendaraan-kendaraan itu membawa empat pegawai Program Pangan Dunia PBB, untuk memantau distribusi bantuan pangan di wilayah yang dilanda kekeringan itu. Badan urusan kemanusiaan itu mengukuhkan, seorang supirnya tewas ketika kendaraan-kendaraan itu diserang.
Seorang pekerja lain luka-luka dan kemudian diselamatkan, meskipun belum ada informasi terinci. Tetapi keberadaan dua pekerja lainnya tidak diketahui.
Jurubicara Shimelis mengatakan, orang-orang itu diperkirakan ditangkap oleh Front Pembebasan Nasional Ogaden, kelompok pemberontak yang memperjuangkan kemerdekaan wilayah itu dari Ethiopia. Lebih lanjut ia mengatakan,"Ini adalah tindakan terorisme. Polisi mencurigai bahwa tindakan ini dilakukan oleh Front Pembebasan Nasional Ogaden. Kami punya informasi bahwa mereka menyandera dua orang."
Front Pembebasan nasional Ogaden dengan keras membantah tuduhan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Dalam e-mail kepada wartawan hari Minggu, pemberontak menggambarkan serangan itu sebagai tindakan pengecut dan kejam, dan menuduh pasukan pemerintah melakukannya dengan sengaja, untuk menuduh pemberontak sebagai teroris.
Ethiopia melarang keras wartawan dan pekerja bantuan kemanusiaan masuk ke zona konflik, di mana operasi anti pemberontakan sedang berlangsung.
Organisasi-organisasi HAM dan bantuan menuduh keduanya, kelompok pemberontak dan pasukan yang pro pemerintah banyak melakukan pelanggaran HAM. Tuduhan itu dibantah oleh kedua pihak.
Bulan lalu, Ethiopia menolak memberikan izin kepada Komite Palang Merah Internasional atau ICRC untuk memulai lagi operasi di Ogaden.
Para pekerja ICRC di usir dari wilayah itu hampir empat tahun lalu, karena dituduh membantu pemberontak.
ICRC membantah tuduhan tersebut.