Perdana Menteri Boris Johnson, Rabu (26/1), bersiap menghadapi kemungkinan munculnya laporan hasil penyelidikan skandal pesta-pesta lockdown yang disebut “partygate”. Laporan itu dapat membantunya mengakhiri skandal itu, atau mengakhiri masa jabatannya secara tiba-tiba.
Sue Gray, pejabat tinggi yang ditunjuk memimpin penyelidikan pelanggaran kebijakan terkait COVID-19 ini, dapat menyerahkan laporannya kepada pemerintah sedini Rabu. Kantor Johnson telah berjanji untuk mempublikasikan temuannya, dan perdana menteri itu akan berbicara kepada Parlemen tentang hal itu segera setelahnya.
Kantor Gray tidak mengeluarkan pernyataan kapan laporan itu akan disampaikan, dan Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan pemerintah Konservatif belum menerima laporan tersebut hingga Rabu pagi.
Truss mengatakan, ia tidak bisa menjamin pemerintah akan menerbitkan laporan itu secara lengkap. Ia mengatakan kemungkinan ada masalah keamanan yang perlu dipertimbangkan sehingga beberapa bagian tidak akan dipublikasikan. “Tapi kami benar-benar akan mempublikasikan temuan laporan tersebut,'' katanya.
Tuduhan bahwa perdana menteri itu dan stafnya melanggar pembatasan yang diberlakukan di negara itu untuk mengekang penyebaran virus corona telah menyebabkan kemarahan publik; membuat beberapa anggota parlemen Konservatif menyerukan pengunduran diri Johnson; dan memicu pertikaian yang intens di dalam tubuh partai yang berkuasa itu.
Johnson telah mendesak para pengkritiknya untuk menunggu kesimpulan Gray, tetapi kemungkinan ia akan sulit mempertahankan pembelaan dirinya setelah polisi mengatakan, Selasa, mereka telah membuka penyelidikan kriminal terkait pesta-pesta itu.
Kepolisian Metropolitan London mengatakan sejumlah acara di kantor Johnson dan gedung-gedung pemerintah lainnya memenuhi kriteria penyelidikan pelanggaran paling serius dan mencolok terkait aturan pembatasan pandemi.
Gray sedang menyelidiki klaim-klaim yang menyebutkan bahwa staf pemerintah mengadakan pesta-pesta larut malam dengan minuman keras sementara rakyat Inggris berada di bawah pembatasan virus corona pada 2020 dan 2021.
Skandal partygate telah membuat marah banyak orang di Inggris, yang dilarang bertemu dengan teman dan keluarga mereka selama berbulan-bulan pada 2020 dan 2021 untuk mengekang penyebaran COVID-19. Puluhan ribu orang didenda oleh polisi karena melanggar aturan itu.
Johnson dan sekutu-sekutunya telah berusaha meredakan skandal yang menguras perhatian pemerintah itu tetapi tidak membuahkan banyak hasil.
Johnson bahkan telah meminta maaf karena menghadiri salah satu acara itu di Downing Street pada Mei 2020, tetapi mengatakan ia menganggap pesta itu sebagai pertemuan kerja yang tidak melanggar aturan.
Kantor dan para pendukungnya juga membela pesta ulang tahun kejutan pada Juni 2020 untuk perdana menteri itu di kantornya. Anggota parlemen yang setia kepada Johnson, Conor Burns, mengatakan perdana menteri itu tidak tahu tentang pesta itu sebelumnya. “Itu bukan pesta yang direncanakan dan terorganisir, '' kata Burns kepada saluran televisi Channel 4 News. [ab/uh]