Bursa Karbon Indonesia berencana mulai menjual sertifikat kredit karbon (carbon credit) kepada pembeli internasional pada minggu depan. Langkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendanai target pemerintah untuk mencapai nol emisi.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan kawasan hutan hujan terbesar ketiga di dunia, tetapi juga merupakan salah satu dari 10 penghasil emisi gas rumah kaca teratas di dunia.
Penawaran pertama sertifikat kredit karbon untuk pembeli internasional akan diluncurkan pada Senin, 20 Januari, kata bursa tersebut.
Sertifikat tersebut akan berasal dari pengurangan emisi sejumlah proyek pembangkit listrik di Pulau Jawa, dengan total 2,48 juta metrik ton setara karbon dioksida (CO2e), kata Kementerian Lingkungan Hidup awal minggu ini, sebagaimana dikutip oleh Antara.
Pemerintah meluncurkan perdagangan kredit emisi karbon untuk pelaku domestik pada September 2023. Namun pasar tersebut masih minim likuiditas karena keterbatasan pasokan dan permintaan.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan, nilai perdagangan per Desember 2024 adalah Rp50,64 miliar, sementara volume perdagangan mencapai 908.018 ton CO2e.
Presiden Prabowo Subianto berencana mencari dana melalui penjualan kompensasi karbon. Tahun lalu, ia menyatakan optimisme Indonesia dapat mencapai emisi nol bersih pada 2050, lebih cepat satu dekade dari target sebelumnya, salah satunya menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara. [ah/ft]
Forum