Seorang pejabat senior Afghanistan hari Selasa (29/10) mengatakan pemerintah tidak akan berunding tanpa syarat lagi dengan Taliban dan menuntut gencatan senjata yang berlangsung setidaknya satu bulan, sebelum memulai proses perdamaian dengan kelompok pemberontak itu.
Penasihat Presiden Ashraf Ghani untuk keamanan nasional, Hamdullah Mohib mengungkapkan rincian rencana itu dalam konferensi pers dimana para pejabat mengukuhkan serangan baru Taliban di provinsi Jowzjan utara, menewaskan sedikitnya 20 tentara Afghanistan.
Mohib mengatakan, pemerintah telah menjadikan gencatan senjata sebagai prasyarat, karena pemberontak tidak punya kesatuan komando dan tidak bisa mengendalikan perang. Orang-orang Afghanistan telah lama menuduh Pakistan membantu Taliban dengan diam-diam, tuduhan yang dibantah Pakistan .
Beberapa komandan penting Taliban bahkan telah bergabung dengan ISIS, kata penasihat presiden itu.
"Sebelum kami mulai pembicaraan damai dengan mereka, para pemimpin Taliban harus membuktikan berapa besar kendali mereka atas komandan dan pejuang mereka," kata Mohib.
Taliban tidak segera memberi reaksi apa pun terhadap pernyataan dan tuduhan Mohib. Kelompok gerilyawan itu jarang menanggapi pernyataan resmi Afghanistan, dan menyebut pemerintah di Kabul sebagai boneka Amerika. (ps/ii)