Samuel Rader berhenti dari pekerjaannya tiga tahun lalu dan bekerja penuh waktu untuk acaranya di YouTube, berjudul "Sam and Nia.". Acara tersebut menampilkan video-video kehidupan keluarganya.
Acara yang dibuat pasangan yang tinggal di Texas itu menceritakan bermacam-macam isu, seperti liburan mereka di Hawaii, menyiapkan kolam renang di halaman belakang dan video lain tentang "kehidupan keluarga Kristen". Video tersebut telah menjadi salah satu bintang layanan video milik Google itu dan memiliki sekitar 2,5 juta penonton tetap.
Namun masa depan "Sam and Nia" dan acara lain di YouTube kini tidak pasti, setelah media sosial itu membayar ganti rugi kepada pemerintah. Hal tersebut akan mempersulit mereka untuk meraup pendapatan iklan dari video dan acara yang diarahkan pada anak-anak.
"Saya sempat agak panik ketika mendengar (peraturan itu)," ujar Rader, yang acarannya dilaporkan menerima AS$2 juta dari iklan yang ditempatkan di sepanjang video-video itu.
YouTube awal bulan ini setuju membayar denda AS$170 juta dan mengubah caranya menangani data yang dikumpulkan dari anak-anak berdasar penyelesaian dengan Komisi Perdagangan Federal Amerika.
Peraturan baru itu baru akan berlaku empat bulan mendatang. Namun memicu kekhawatiran di komunitas pembuat acara dan "vlogger" YouTube seperti keluarga Rader, yang hidup dari pendapatan iklan. [ka/ft]