Sebuah kelompok bipartisan di Senat AS, Kamis (28/4), mulai pembicaraan mengenai rancangan undang-undang (RUU) Reformasi Polisi. Pembicaraan dimulai sehari setelah Presiden Biden mendesak para senator dan anggota DPR mulai bertindak sebelum peringatan satu tahun terbunuhnya George Floyd oleh petugas polisi Minneapolis pada 25 Mei.
Chuck Schumer, pemimpin Demokrat di Senat, mengatakan Senator dari Partai Republik Tim Scott dan Lindsey Graham, Senator dari Partai Demokrat Dick Durbin dan Cory Booker, serta anggota DPR Demokrat Karen Bass adalah politisi-politisi yang ditugaskan untuk mencapai kesepakatan.
Para anggota yang menghadiri pertemuan itu mengatakan, mereka optimis. “Tidak ada kejadian dalam pertemuan yang membuat saya tidak optimis bahwa kita bisa mencapai sesuatu,” kata Tim Scott kepada para wartawan.
Senator Durbin mengatakan, pertemuan itu berlangsung “sangat konstruktif.”
“Ada rasa saling percaya di dalam ruangan itu, dan penting agar ini bisa kita lewati,” kata Durbin.
Sebelumnya pada Kamis (28/4), sekelompok kerabat dari para korban kekerasan polisi, termasuk Philonise Floyd, kakak George Floyd, bertemu dengan para anggota Kongres.
“Mereka mendengar langsung dari keluarga yang darahnya akan mewarnai UU yang diusulkan. Mereka mendengarkan secara serius, dan kadang-kadang suasana dipenuhi emosi,” kata Ben Crump, pengacara keluarga Floyd dan korban kekerasan polisi lainnya.
DPR Amerika sudah meloloskan the George Floyd Justice in Policing Act atau UU Polisi Keadilan George Floyd, mengacu pada nama warga Amerika keturunan Afrika yang dibunuh oleh Derek Chauvin, petugas polisi, yang berlutut di atas leher Floyd selama lebih dari sembilan menit.
Kematian Floyd telah memicu protes di seluruh Amerika pada musim panas yang lalu terkait dengan cara kerja polisi dan rasisme yang sistemik. [jm/ps]