Tautan-tautan Akses

Pembersihan Kontaminasi di PLTN Fukushima


Seorang pekerja berjalan di dekat tangki-tangki untuk menyimpan air yang terkontaminasi di PLTN Fukushima (foto: dok).
Seorang pekerja berjalan di dekat tangki-tangki untuk menyimpan air yang terkontaminasi di PLTN Fukushima (foto: dok).

Para pejabat Jepang sedang mempertimbangkan apa yang akan dilakukan dengan ratusan ribu ton air yang terkontaminasi dari pusat pembangkit listrik Fukushima yang rusak setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami tahun 2011.

Operator PLTN Fukushima, perusahaan TEPCO mengatakan, air itu bisa dibuang dengan aman ke Lautan Pasifik, tapi para saintis ingin mengadakan analisis yang lebih mendalam tentang tingkat radioaktif air yang terkontaminasi itu.

Jumlah tanki penyimpanan air yang tercemar itu terus bertambah dari tahun ke tahun, dan kini diperkirakan ada 750.000 ton air yang tercemar bahan radioaktif tritium.

Laporan pers lokal bulan lalu mengatakan, pemilik PLTN itu TEPCO berencana membuang air yang tercemar itu ke Lautan Pasifik, tapi ini menimbulkan kecaman dari para pelestari lingkungan dan penangkap ikan lokal. TEPCO mengatakan belum mengambil keputusan akhir.

Manajer TEPCO, Takahiro Kimoto mengatakan, “Satu pilihan adalah membuang air yang tercemar tritium itu ke laut; tapi ada opsi lain seperti menguapkannya. Kami belum memutuskan pilihan mana yang akan diambil untuk membuang air itu. Karena ada kemungkinan pengaruhnya terhadap lingkungan, dan karena ada yang mempertanyakan dampak air tercemar itu pada manusia dan lingkungan, kami masih mengadakan konsultasi dengan banyak pihak yang bersangkutan sebelum mengambil keputusan.”

TEPCO mengatakan semua pusat pembangkit listrik nuklir di dunia membuang air yang terkontaminasi tritium ke laut, karena tritium dianggap sebagai salah satu isotop radioaktif yang kurang berbahaya.

Pakar kimia kelautan Ken Bueseller dari Woodshole Oceanographic Institute di Massachusetts mengatakan, “Di lapisan atmosfir ada interaksi antara sinar-sinar kosmis dengan bahan-bahan alami, dan sumber kontaminasi terbesar adalah percobaan senjata nuklir yang diadakan pada tahun 1960-an. Jadi kalau kita membuang air itu ke laut, ini hanya akan menambah jumlah kontaminasi yang sudah ada. Kalau semua air itu dibuang ke laut sekaligus, dampaknya akan berbeda dengan kalau pembuangan air itu dilakukan secara bertahap dan dalam waktu beberapa tahun.”

Sistem pemurnian air yang terkontaminasi yang dikenal dengan singkatan ALPS akan menghilangkan isotop-isotop radioaktif yang lebih berbahaya dari kumpulan air itu, tapi Buessler mengatakan itupun masih harus diawasi dengan ketat.

Untuk jangka panjang, para pejabat TEPCO juga harus membuang batang-batang bahan bakar nuklir yang meleleh dari salah satu reaktor nuklir yang rusak itu.

Pemerintah Jepang memperkirakan ongkos pembersihan, termasuk ganti rugi dan de-kontaminasi PLTN itu akan mencapai 190 milyar dollar, dan prosesnya akan makan waktu sedikitnya 40 tahun. [ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG