Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan hari Rabu (27/12) bahwa pembicaraan perdamaian yang dipimpin Rusia bulan depan di Sochi mendapat dukungan yang luas dari rakyat Suriah dan dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar bagi proses perdamaian yang ditengahi oleh PBB.
Komentar Lavrov itu dikeluarkan setelah 40 kelompok pemberontak Suriah mengatakan Rusia sedang berusaha menghindari proses perdamaian PBB dan bahwa mereka tidak akan menghadiri pembicaraan Sochi.
Pemberontak mengatakan Rusia menghendaki mereka membatalkan tuntutan mereka akan peletakan jabatan Presiden Bashar al-Assad.
“Kami menolak ini dan kami menegaskan bahwa Rusia adalah aggressor yang telah melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Suriah,” kata pernyataan pemberontak hari Selasa. “Rusia belum membantu sedikitpun untuk mengurangi penderitaan rakyat Suriah dan Rusia belum menekan Rejim Assad yang dijaminnya untuk mengambil langkah sedikitpun menuju penyelesaian.”
Pemberontak mengatakan penengah dalam pembicaraan perdamaian harus perantara yang netral dan jujur. Mereka mengatakan Rusia, sebagai sekutu paling kuat Suriah, tidak netral.
Pemerintah Suriah telah mengatakan pihaknya akan menghadiri pembicaraan Sochi. Turki, yang mendukung oposisi, juga berencana menghadirinya, tetapi mengatakan kelompok-kelompok Kurdi sebaiknya jangan diundang.
Partai Serikat Demokrat Kurdi Suriah mengatakan mereka berhak untuk turut dalam perundingan perdamaian.
Turki menganggap Partai Serikat Demokrat Kurdi atau PYD dan faksi bersenjatanya, Satuan Perlindungan Rakyat, organisasi teroris karena mempunyai hubungan dengan separatis Kurdi di Turki.
Perundingan perdamaian yang diperantarai PBB di Jenewa bersama pembicaraan yang sejajar yang melibatkan Rusia, Turki, Iran, hanya mencapai kemajuan kecil menuju pengakhiran perang saudara yang sudah berlangsung enam tahun di Suriah. [gp]