Seorang warga Amerika Serikat muncul di Suriah pada Kamis (12/12), dan mengatakan ia telah dipenjara selama tujuh bulan setelah masuk ke negara itu dari Lebanon secara ilegal, ketika sedang melakukan perjalanan spiritual ke beberapa tempat suci.
Travis Timmerman, yang berusia 29 tahun, termasuk di antara ribuan orang yang dibebaskan dari penjara-penjara yang terkenal kejam di Suriah akhir pekan lalu ketika para pemberontak bergerak ke ibu kota Damaskus dan menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Penggulingan itu mengakhiri kekuasaan Assad dan keluarganya yang bertahan selama 54 tahun.
Timmerman awalnya dikira sebagai Austin Tice, seorang wartawan Amerika yang hilang di Suriah 12 tahun yang lalu dan hingga kini belum ditemukan.
Dalam sebuah video tampak terlihat Timmerman terbaring di kasur dalam sebuah rumah pribadi. Sekelompok laki-laki dalam video itu mengatakan Timmerman diperlakukan dengan baik dan akan dipulangkan dengan selamat ke rumah. Belum jelas di mana selama ini Timmerman ditahan.
Para pejabat AS mengatakan sedang berupaya mengonfirmasi identitas Timmerman dan memberinya bantuan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan di Yordania bahwa Gedung Putih “berusaha membawanya pulang, membawanya keluar dari Suriah,” tetapi menolak berkomentar lebih lanjut karena alasan privasi.
Diperlakukan dengan baik
Dalam wawancara dengan jaringan televisi Al Arabiya, Timmerman, mengatakan ia secara ilegal menyeberang ke Suriah dengan berjalan kaki dari Kota Zahle di bagian timur Lebanon, sebelum ditangkap dan ditahan di sebuah sel penjara seorang diri.
Timmerman mengatakan ia telah diperlakukan dengan baik, tetapi bisa mendengar seorang pemuda lain disiksa.
“Saya diberi makan dan minum. Satu-satunya kesulitan adalah saya tidak bisa pergi ke kamar mandi kapan pun saya mau,” ujarnya, karena ia hanya diizinkan ke kamar mandi tiga kali sehari.
Perunding utama pemerintah AS dalam kasus penyanderaan, Roger Carstens, terbang ke Lebanon awal pekan ini dengan harapan dapat mengumpulkan informasi tentang Tice.
Presiden Joe Biden mengatakan para pejabat AS yakin Tice masih hidup, dan berkomitmen membawanya pulang; meskipun ia juga mengakui “tidak memiliki bukti langsung” tentang keberadaannya. Kasus ini telah membuat frustrasi para pejabat intelijen AS selama bertahun-tahun.
Tice menghilang di sebuah pos pemeriksaan di daerah yang diperebutkan di sebelah barat Damaskus pada Agustus 2012 ketika perang saudara di Suriah semakin meningkat.
Sebuah video yang dirilis beberapa pekan setelah Tice hilang, menunjukkan dia dalam keadaan ditutup matanya dan ditahan oleh orang-orang bersenjata. Sejak saat itu keberadaannya tidak pernah diketahui. Pemerintah Assad membantah telah menahannya. [em/ns]
Forum