Pembangkang Rusia, Mikhail Khodorkovsky mengatakan Rabu (9/12) bahwa revolusi di negaranya "tak dapat dihindari". Ia mengatakan itu hanya beberapa hari setelah pihak berwenang Rusia memanggilnya untuk dimintai keterangan sebagai "terdakwa" dalam kasus pembunuhan yang terjadi 17 tahun yang lalu.
Berbicara dalam sebuah konferensi di London, Khodorkovsky, mantan kepala perusahaan minyak Yukos Rusia itu, menuduh Presiden Vladimir Putin berkuasa setelah melancarkan "kudeta lengkap”.
"Mengingat tidak adanya pemilu yang adil dan mekanisme lain untuk pergantian hukum kekuasaan, satu-satunya cara melaksanakannya adalah dengan revolusi," katanya. Ia menambahkan bahwa sisa cadangan mata uang negara dan "ancaman penindasan" hanya menunda sebuah revolusi yang "tak terhindarkan".
“Masalahnya adalah bagaimana membuat revolusi setidaknya relatif damai dan efektif untuk memulihkan pemerintahan yang demokratis di negara itu ," kata Khodorkovsky .
Khodorkovsky dibebaskan dari penjara pada akhir 2013 sesudah Putin mengampuninya, setelah ia dipenjara selama satu dasawarsa karena penipuan pajak dan penggelapan, tuduhan yang menurut dia dan pendukungnya, bermotif politik.
Dia menegaskan Rabu bahwa Komite Penyelidik Rusia telah memerintahkan ia hadir hari Jumat untuk ditanyai dalam kasus pembunuhan pada bulan Juni 1998 terhadap Vladimir Petukhov, walikota Nefteyugansk, kota Siberia di mana Yukos memiliki unit produksi terbesar. Mantan kepala keamanan Yukos, Alexei Pichugin menjalani hukuman seumur hidup atas pembunuhan Petukhov dan lainnya.
Setelah Khodorkovsky ditangkap pada tahun 2003, perusahaan Yukos ditutup karena dugaan kegagalan membayar pajak, dan aset-aset utamanya diserahkan kepada perusahaan minyak negara Rusia, Rosneft . Yukos dinyatakan bangkrut pada tahun 2006. [ps/ii]
