Sebuah masjid yang kerap didatangi oleh Omar Mateen, penembak klub malam di Orlando, dibakar Senin dini hari (12/9) dalam apa yang menurut para pemuka Muslim adalah aksi kekerasan terhadap rumah ibadah dan jemaahnya.
Juru bicara sheriff setempat Mayor David Thompson mengatakan mengingat kebakaran ini terjadi pada puncak peringatan 15 tahun serangan teroris 11 September dan Hari Raya Idul Adha, tim penyelidik yakin kebakaran di Islamic Center of Fort Pierce itu mungkin merupakan “hate crime” atau kejahatan bermotif kebencian.
Tidak seorang pun luka-luka dalam insiden itu.
Kebakaran itu meninggalkan lubang kerukuran tiga kali tiga meter pada atap di bagian belakang masjid itu.
Video pemantauan CCTV di masjid itu menunjukkan seorang laki-laki mendekati masjid sekitar jam 12.30 malam dengan botol yang mengandung cairan dan sejumlah kertas, kemudian meninggalkan lokasi ketika ada nyala api dan melambaikan tangan seolah ia telah membakarnya, ujar Thompson.
Omar Mateen tewas di tangan polisi setelah melepaskan tembakan membabibuta di klub malam Pulse pada 12 Juni lalu yang menewaskan 49 orang dan melukai 53 lainnya. Ayahnya termasuk di antara sekitar 100 orang yang kerap datang ke masjid itu.
Direktur Dewan Hubungan Islam-Amerika CAIR Wilfredo Amr Ruiz mengatakan sejak pembantaian di Orlando itu masjid tersebut dan jemaahnya telah dilecehkan.
“Pertama, ada ancaman melalui voicemail,” ujarnya. “Kemudian beberapa pengemudi menaburkan air ke jema’ah sholat Jumat yang keluar dari masjid itu, dan kemudian seorang jemaah dipukuli di tempat parkir ketika ia datang untuk sholat Subuh, dan kini masjid ini dibakar.”
FBI dan Biro Urusan Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak ikut menyelidiki kebakaran tersebut. Beberapa pejabat kantor sherrif setempat mengatakan akan merilis video dan meminta bantuan masyarakat untuk mengenali pelaku kebakaran itu. [em/al]