Pemantau PBB tiba di kota al-Haffeh, Suriah, hari Kamis setelah pasukan pemerintah menyerbu kantong oposisi itu, sementara duta besar Suriah untuk Rusia membantah bahwa Rusia memasok helikopter tempur ke Suriah.
Para pemantau PBB terus menerus berusaha memasuki al-Haffeh setelah beberapa hari bentrokan sengit. Mereka mendapati kota Muslim Sunni itu hampir kosong, dan gedung-gedung pemerintah dibakar, toko-toko ditinggalkan dan satu mayat tergeletak di jalan.
Pihak berwenang Suriah hari Rabu mengatakan mereka telah "membersihkan" daerah itu dari kelompok teroris bersenjata. Hari Selasa, sekelompok massa di luar kota al-Haffeh menyerang kendaraan pemantau PBB dengan batu dan batang besi, memaksa mereka mengurungkan niat memasuki kota itu.
Pemberontak anti-pemerintah mundur dari kota itu minggu ini, dan bergabung dengan Amerika dalam memperingatkan bahwa sebagian orang yang tetap tinggal di al-Haffeh bisa menjadi korban pembunuhan balasan.
Kekerasan berlanjut di tempat lain di Suriah, hari Kamis. Kantor berita Reuters melaporkan pasukan Suriah menembakkan artileri berat di kota Deir el-Zour, Suriah timur, menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai sekitar 200. Sumber-sumber oposisi mengatakan pejuang Tentara Suriah Merdeka telah menewaskan puluhan tentara dan menghancurkan beberapa tank serta kendaraan lapis baja pengangkut personel di sana dalam seminggu ini.
Seorang pembom bunuh diri meledakkan mobil van penuh bahan peledak di pinggiran kota Damaskus, melukai 14 orang dan merusak salah satu tempat tersuci umat Islam Syiah. Pasukan pemerintah terus menghantam dengan tembakan artileri daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di pusat kota Homs dan daerah-daerah lainnya.
Sementara itu, Duta Besar Suriah untuk Rusia membantah pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton bahwa Moskow mengirim helikopter tempur ke negaranya. Riyad Haddad mengatakan pengiriman senjata itu adalah untuk senjata defensif. Dia menyalahkan negara-negara Barat atas setiap kegagalan rencana perdamaian yang dimediasi oleh utusan internasional Kofi Annan.
Para pemantau PBB terus menerus berusaha memasuki al-Haffeh setelah beberapa hari bentrokan sengit. Mereka mendapati kota Muslim Sunni itu hampir kosong, dan gedung-gedung pemerintah dibakar, toko-toko ditinggalkan dan satu mayat tergeletak di jalan.
Pihak berwenang Suriah hari Rabu mengatakan mereka telah "membersihkan" daerah itu dari kelompok teroris bersenjata. Hari Selasa, sekelompok massa di luar kota al-Haffeh menyerang kendaraan pemantau PBB dengan batu dan batang besi, memaksa mereka mengurungkan niat memasuki kota itu.
Pemberontak anti-pemerintah mundur dari kota itu minggu ini, dan bergabung dengan Amerika dalam memperingatkan bahwa sebagian orang yang tetap tinggal di al-Haffeh bisa menjadi korban pembunuhan balasan.
Kekerasan berlanjut di tempat lain di Suriah, hari Kamis. Kantor berita Reuters melaporkan pasukan Suriah menembakkan artileri berat di kota Deir el-Zour, Suriah timur, menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai sekitar 200. Sumber-sumber oposisi mengatakan pejuang Tentara Suriah Merdeka telah menewaskan puluhan tentara dan menghancurkan beberapa tank serta kendaraan lapis baja pengangkut personel di sana dalam seminggu ini.
Seorang pembom bunuh diri meledakkan mobil van penuh bahan peledak di pinggiran kota Damaskus, melukai 14 orang dan merusak salah satu tempat tersuci umat Islam Syiah. Pasukan pemerintah terus menghantam dengan tembakan artileri daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di pusat kota Homs dan daerah-daerah lainnya.
Sementara itu, Duta Besar Suriah untuk Rusia membantah pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton bahwa Moskow mengirim helikopter tempur ke negaranya. Riyad Haddad mengatakan pengiriman senjata itu adalah untuk senjata defensif. Dia menyalahkan negara-negara Barat atas setiap kegagalan rencana perdamaian yang dimediasi oleh utusan internasional Kofi Annan.
