Ketegangan antara China dan Amerika Serikat meningkat, Sabtu (22/9), setelah Kementerian Luar Negeri China memanggil Duta Besar AS Terry Branstad untuk menyampaikan protes keras atas sanksi AS untuk pembelian pesawat tempur dan misil darat ke udara Rusia.
Langkah ini terjadi beberapa jam setelah China membatalkan pembicaraan perdagangan dengan Amerika menyusul pemberlakukan tariff impor baru terhadap barang-barang China.
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan yang diunggah di situs web kementerian mengatakan, “Ini merupakan pelanggaran serius dari prinsip-prinsip mendasar hukum internasional” dan sebuah “tindak hegemoni.”
Kementerian juga menyatakan, “kerja sama militer China-Rusia adalah kerja sama normal antara dua negara berdaulat, dan Amerika tidak punya hak untuk campur tangan” dan “tindakan Amerika telah merusak hubungan dengan China secara serius.”
China sebelumnya menyerukan agar Amerika membatalkan sanksi itu. Jumat (20/9), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan kepada para wartawan bahwa Beijing telah mengirim sebuah protes resmi kepada Amerika.
Pembelian senjata dari eksportir senjata Rusia Rosoborn Export melanggar hukum Amerika 2017 yang dimaksudkan untuk menghukum pemerintahan Presiden Vladimir Putin karena campur tangan dalam pemilihan Amerika dan kegiatan lainnya.
Tindakan sanksi Amerika telah mengakibatkan larangan penerbitan visa untuk Departemen Pengembangan Peralatan China. Sebagai balasan, direktur departemen tersebut, Li Shangfu, melarang transaksi yang menggunakan sistem finansial Amerika, dan memblokir semua properti dan kepentingan yang melibatkan China dengan jurisdiksi Amerika. [jm]