Kelompok Hizbullah Lebanon pada Minggu (2/2) mengumumkan bahwa pemakaman pemimpin lama mereka, Hassan Nasrallah, akan dilakukan pada 23 Februari mendatang, beberapa bulan setelah ia dibunuh dalam serangkaian serangan udara Israel ke wilayah pinggiran selatan Kota Beirut.
Sekretaris Jenderal Naim Kassem menyampaikan pengumuman tersebut dalam sebuah pidato yang telah direkam sebelumnya, yang disampaikan beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat untuk mengakhiri perang antara kelompok militan Lebanon dan Israel, diperpanjang hingga 18 Februari.
Pasukan Israel masih berada di wilayah selatan Lebanon, di mana berdasarkan perjanjian gencatan senjata mereka seharusnya mundur secara bertahap, sementara militan Hizbullah mundur ke utara Sungai Litani ketika tentara Lebanon membubarkan diri. Kassem memuji penduduk di beberapa desa yang banyak mengibarkan bendera Hizbullah, melakukan protes di desa-desa dan bentrok dengan pasukan Israel.
“(Wilayah Lebanon) Selatan mengatakan tidak ada kemungkinan bagi Israel untuk tetap berada di wilayah itu. Tidak ada kemungkinan bagi Israel untuk tetap menjadi penjajah. Biarkan semua orang tahu bahwa pengorbanan yang dilakukan, betapa pun besarnya, pada akhirnya akan mengarah pada pembebasan tanah dan wilayah itu, dan keluarnya Israel,” kata Kassem.
Pasukan Israel melepaskan tembakan dan membubarkan pengunjuk rasa di desa selatan Yaroun dan Kfar Kila pada Minggu pagi. Kementerian Kesehatan Lebanon tidak mengumumkan adanya korban jiwa.
Sebanyak 24 demonstran tewas minggu lalu setelah pasukan Israel menembaki mereka.
Meskipun sebagian besar kemampuan militer Hizbullah telah rusak akibat perang, Israel mengatakan mereka perlu bertahan lebih lama untuk benar-benar menghancurkan infrastruktur militer Hizbullah, termasuk jaringan terowongannya.
Prosesi pemakaman juga akan dilakukan untuk Hashem Safieddine, pejabat senior Hizbullah lainnya yang dibunuh dan dianggap sebagai penerus Nasrallah.
Nasrallah memimpin Hizbullah selama beberapa dekade sejak tahun 1992, dan dipandang sebagai pemimpin transformatif bagi kelompok yang tumbuh dari kelompok militan lokal menjadi kekuatan paramiliter regional dengan kehadiran politik yang berpengaruh di pemerintahan Lebanon. [em/rs]
Forum