Tautan-tautan Akses

Pelapor Dugaan Kejahatan Perang Australia di Afghanistan Dipenjara


Para pendukung pelapor melakukan demonstrasi di luar Mahkamah Agung Wilayah Ibu Kota Australia pada 27 Juni 2019, di Canberra, tempat mantan pengacara militer David McBride muncul dengan tuduhan membocorkan dokumen rahasia. (Foto: AP)
Para pendukung pelapor melakukan demonstrasi di luar Mahkamah Agung Wilayah Ibu Kota Australia pada 27 Juni 2019, di Canberra, tempat mantan pengacara militer David McBride muncul dengan tuduhan membocorkan dokumen rahasia. (Foto: AP)

Seorang hakim di pengadilan di ibu kota Australia, pada Selasa, menjatuhkan hukuman penjara hampir enam tahun, kepada seorang mantan pengacara militer, karena membocorkan informasi rahasia kepada media. Informasi tersebut mengungkapkan tuduhan mengenai kejahatan perang Australia di Afghanistan.

David McBride, 60, dijatuhi hukuman penjara lima tahun delapan bulan, setelah mengaku bersalah, atas tiga dakwaan yang mencakup pencurian dan dokumen rahasia, dan membagikannya kepada awak pers.

Ia sebelumnya menghadapi ancaman hukuman penjara seumur hidup.

Hakim David Mossop di Canberra, memerintahkan McBride untuk menjalani hukuman penjara 27 bulan, sebelum ia dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan grasi bagi pembebasannya.

Para aktivis HAM berpendapat vonis dan hukuman terhadap McBride atas dugaan kejahatan perang yang ia bantu ungkapkan itu, mencerminkan kurangnya perlindungan bagi saksi pelapor di Australia.

Menjelang penetapan hukuman terhadapnya, McBride mengatakan kepada para pendukung di luar gedung pengadilan, “Saya belum pernah merasa sebangga ini menjadi orang Australia seperti sekarang. Saya mungkin melanggar hukum, tetapi saya tidak melanggar sumpah saya kepada rakyat Australia dan tentara yang membuat kita aman.”

Pengacara McBride, Mark Davis, mengatakan ia berencana mengajukan banding atas beratnya hukuman terhadap kliennya.

Dokumen McBride menjadi landasan bagi serial laporan tujuh bagian televisi Australian Broadcasting Corp. (ABC) pada tahun 2017 yang memuat tuduhan kejahatan perang, termasuk mengenai tentara anggota Resimen Khusus Angkatan Udara Australia yang menewaskan sejumlah lelaki dan anak-anak Afghanistan pada tahun 2013.

Polisi menggerebek kantor pusat ABC di Sydney pada 2015 untuk mencari bukti kebocoran, tetapi memutuskan tidak menuntut dua reporter yang bertanggung jawab atas investigasinya.

Dalam menetapkan hukuman, Mossop mengatakan tidak menyetujui penjelasan McBride, yang mengira pengadilan akan membenarkan bahwa ia bertindak demi kepentingan umum.

Argumen McBride bahwa kecurigaannya mengenai eselon lebih tinggi di Angkatan Bersenjata Australia terlibat dalam aktivitas kriminal mewajibkannya untuk mengungkapkan dokumen rahasia “tidak mencerminkan kenyataan,” kata Mossop.

Sebuah laporan militer Australia yang dirilis pada 2020 menemukan bukti bahwa tentara Australia secara melanggar hukum membunuh 39 orang tahanan, petani dan warga sipil Afghanistan.

Laporan itu merekomendasikan 19 tentara dan mantan tentara untuk menghadapi penyelidikan kriminal.

Polisi bekerja sama dengan Kantor Investigator Khusus, sebuah badan investigasi Australia yang didirikan pada tahun 2021, untuk mengembangkan kasus terhadap tentara anggota pasukan elit SAS dan Resimen Komando yang berdinas di Afghanistan antara 2005 dan 2016. [uh/ns]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG