Peretas yang berkaitan dengan pemerintah China telah menarget infrastruktur pemilu AS menjelang pemilihan presiden 2020, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien mengatakan hari Minggu (9/8).
Komentar O'Brien itu tampaknya lebih kuat dari pernyataan yang dirilis Jumat lalu oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional yang menyebut China "telah memperluas upaya berpengaruhnya," dan Rusia telah berupaya melecehkan kandidat Demokrat Joe Biden.
"Mereka ingin Presiden kalah," kata O'Brien kepada CBS dalam acara Face the Nation. "China - seperti Rusia dan Iran - terlibat dalam serangan dunia maya atas infrastruktur pemilu kita, dan sejumlah situs website."
China secara konsisten membantah klaim pemerintah AS sehubungan dengan upaya meretas sejumlah perusahaan, politisi, atau lembaga-lembaga pemerintah AS.
O'Brien menambahkan Amerika menganggap peretas itu berusaha menyusup ke situs-situs daring milik menteri luar negeri di seluruh negara bagian, yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pemilihan di tingkat lokal, dan pengumpulan data warga Amerika.
"Ini menjadi keprihatinan yang serius dan bukan hanya Rusia yan melakukannya," kata O’Brien lebih lanjut.
Dewan Keamanan Nasional tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Dewan itu sebelumnya menyatakan "musuh-musuh" itu berusaha untuk meretas komunikasi pribadi sejumlah kandidat politik Amerika dan
menembus sistem pemilu AS menjelang pemilihan November mendatang. China, katanya, lebih suka Presiden Donald Trump tidak memenangkan pemilihan kembali. [mg/ii]