Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada VOA bahwa militer AS terlibat dalam serangan terhadap target bernilai tinggi. Sejumlah laporan media lokal menyebut target tersebut sebagai komandan kelompok yang didukung Iran yang terkait dengan serangan terhadap tentara AS di Timur Tengah baru-baru ini.
Pejabat tersebut, yang berbicara secara anonim, mengatakan serangan itu terjadi di Baghdad, Irak, pada Rabu (7/2) malam. Laporan setempat mengatakan serangan dilakukan terhadap kendaraan yang membawa komandan Khataib Hizbullah. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan sebuah kendaraan terbakar di jalan raya Baghdad.
Serangan tersebut tampaknya merupakan serangan terbaru yang merespons pembunuhan terhadap tiga anggota militer AS di Yordania utara, yang tewas akibat serangan drone yang dilakukan oleh proksi yang didukung Iran.
Sebuah gelombang serangan udara yang dilancarkan AS terhadap Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) lalu telah menyasar tempat-tempat yang terkait dengan hampir 170 serangan yang dilakukan oleh milisi yang didukung Iran terhadap pasukan AS di kawasan Timur Tengah. Serangan itu menyasarkan tiga lokasi di Irak, dan empat di Suriah, dan mereka menghancurkan lebih dari 80 sasaran, mulai dari pusat komando dan kendali, pusat intelijen, dan fasilitas penyimpanan drone dan misil, ungkap penilaian terbaru AS.
Namun, ketika sejumlah pejabat AS telah membela serangan itu memang perlu dilakukan menyusul serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS di sebuah pangkalan di Yordania pada bulan lalu, pejabat Irak telah mengungkapkan kemarahannya, dan memanggil perwakilan AS di Baghdad untuk mengajukan protes. Mereka menuduh bahwa sebagian serangan AS mengenai sejumlah fasilitas milik pasukan keamanan Irak.
Departemen Luar Negeri AS pada Senin (5/2) lalu mengatakan bahwa Iran tidak diberi peringatan sebelumnya terkait serangan yang dilakukan AS namun menambahkan bahwa Irak seharusnya tidak terkejut akan serangan itu.
Juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan pada Senin bahwa AS tidak berniat untuk berperang melawan milisi di Irak dan Suriah, namun ia mencatat bahwa respons AS terhadap tewasnya tiga tentara mereka "belum selesai."
AS memiliki sekitar 2.500 personel di Irak yang bertugas memberi saran dan bantuan kepada pasukan keamanan Irak yang tengah memburu sisa-sisa dari kelompok teror ISIS, yang juga dikenal dengan nama Daesh. [jm/rs]
Forum