Tahun ini menandai tahun ke-50 keberadaan organisasi di 77 negara. Menurut Ken Puvak, Direktur Program Peace Corps di Indonesia mengatakan Peace Corps telah mengirim lebih dari 200.000 orang Amerika ke berbagai wilayah di dunia, seperti: Amerika Latin, Afrika, Asia, Timur Tengah, Eropa Timur, Karibia, dan Kepulauan Pasifik. Sementara di Indonesia sendiri program Peace Corps baru dimulai kembali selama satu tahun belakangan ini.
Bidang-bidang kerjasama Peace Corps meliputi pendidikan, kesehatan, pembangunan ekonomi dan bisnis, lingkungan, pertanian dan kerjasama antar pemuda. Ken Puvak menegaskan Peace Corps merupakan organisasi mandiri yang bekerja tingkatan masyarakat. "Kami bukan bagian dari Departemen Luar Negeri AS ataupun USAID (Badan Pembangunan Internasional Amerika)," ujar Puvak meluruskan anggapan sebagian kalangan.
Lebih lanjut, Puvak menjelaskan bahwa Peace Corps beroperasi di daerah yang belum cukup terlayani. "Kita tidak bergerak di ibukota atau kota-kota besar," ujar Puvak.
Untuk tahap pertama, 18 orang sukarelawan dari Amerika Serikat ditempatkan untuk mengajar di berbagai Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Negeri di Jawa Timur. Program dilaksanakan di beberapa daerah seperti Blitar, Magetan, Lumajang, Bojonegoro, Mojokerto dan Pamekasan dengan masa penugasan selama dua tahun.
Scott Lea adalah salah satu sukarelawan Peace Corps. Pemuda Amerika berusia 26 tahun tersebut mengatakan satu hal yang membuatnya tertarik adalah ketika ia mengetahui bahwa ia akan pergi ke tempat di mana keberadaannya sangat dibutuhkan
Lea bertugas mengajar bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas di Pamekasan, Madura.
"Siswa SMA di Indonesia cenderung malu untuk berbicara Bahasa Inggris di depan kelas karena, mereka takut berbuat kesalahan," tutur Lea. "Jadi, satu hal yang saya fokuskan dalam metode pengajaran ini adalah jangan takut berbuat salah karena guru-guru tidak akan marah dan kecewa. Hal yang terpenting adalah kita terus berlatih dan mau mencoba."
Menurut pengamat hubungan Indonesia-Amerika, Juwono Sudarsono, dimulainya kembali program Peace Corps menjawab tantangan masih adanya kecurigaan tentang kekuatan dan pengaruh Amerika di dalam masyarakat.
“Negara kita adalah negara berpenduduk Muslim yang terbesar, walaupun bukan negara Islam. Ini suatu kesempatan yang bagus untuk kita maupun Amerika, bahwa Islam dan mayoritas penduduk Islam bisa hidup dengan modernisasi, bisa hidup damai dengan ekonomi dan kebudayaan yang paling kuat di dunia, kebudayaan Amerika," ujar Juwono.