Tautan-tautan Akses

PBB Upayakan Ribuan Korban Topan Idai di Malawi Kembali ke Kampung Halaman


Permukiman warga di Praia Nova, kota Beira, Malawi masih dalam kondisi porak poranda akibat topan Idai.
Permukiman warga di Praia Nova, kota Beira, Malawi masih dalam kondisi porak poranda akibat topan Idai.

Badan pengungsi PBB (UNHCR) sedang membantu ribuan korban topan Idai di Malawi supaya bisa kembali ke kampung halaman mereka. Topan itu juga melanda Mozambik bagian tengah dan Zimbabwe.

Hampir 100 ribu warga di Malawi selatan juga terpaksa mengungsi. Para pejabat pemerintah ingin menutup kamp-kamp pengungsi itu pada bulan Mei, tapi banyak orang mengatakan tidak punya cukup perlengkapan untuk kembali ke kampung masing-masing.

Ajaniya Kamenya adalah salah satu korban topan Idai yang mengakibatkan banjir, menewaskan 70 orang lebih, dan menyengsarakan hampir satu juta orang lainnya di Malawi.

Ia masih ingat betul tanggal 8 maret ketika rumahnya runtuh dan hampir menewaskan menantunya.

Kamenya kehilangan seluruh harta bendanya dan hidup menderita di kamp pengungsi Phalombe selama hampir lima minggu. Kini ia sedang mempertimbangkan akan kembali ke kampungnya dengan bantuan badan pengungsi PBB.

Kelvin Sentala, asisten pejabat bantuan UNHCR mengatakan, “Kini kami sedang membagikan bantuan di tiga distrik. Di Nsaje kami akan membantu 1.000 keluarga, di Chickwawa 500 keluarga, dan di Phalombe 500 keluarga. Kami juga membawa kira-kira 10.000 barang bantuan dan akan menambahnya dengan 20.000 barang lagi, untuk membantu 4.000 keluarga di distrik-distrik lain.”

UNHCR sedang membagikan tenda, tikar plastik, kelambu, kasur, selimut dan peralatan masak. Kamenya dan para korban lainnya senang mendapat bantuan itu, tapi masih kesulitan memberi makan keluarga masing-masing.

Ia mengatakan panen jagungnya hancur dilanda banjir, karena itu ia harus bekerja di ladang orang lain supaya bisa mendapat makanan.

Harris Kachale, pejabat tanggap bencana di Malawi mengatakan, pemerintahnya akan terus membagikan bantuan kepada korban banjir setelah mereka kembali ke kampung halaman mereka.

“Kami akan membantu mereka selama tiga bulan. Kami juga akan memberi mereka bibit dan pupuk supaya mereka bisa bertani lagi. Kalau mereka mulai sekarang, tiga bulan lagi mereka akan punya bahan makanan,” papar Kachale.

Pejabat kementerian pertanian mengatakan minggu ini, 100.000 keluarga yang ladangnya hancur dilanda banjir akan mendapat bibit jagung, bibit kentang dan kacang-kacangan gratis untuk ditanam. (ii)

Recommended

XS
SM
MD
LG