Dalam video yang diposting secara luas awal Juni, seorang laki-laki duduk di tanah. Wajahnya penuh darah. Satu kakinya teronggok ke samping.
"Di mana saya?" dia bertanya dalam bahasa Arab Libya. Laki-laki yang memegang kamera memberi tahu bahwa dia berada di Airport Road di Tripoli. Mobilnya melindas ranjau buatan dan temannya tewas.
Menurut PBB, ranjau yang ditanam di zona pertempuran Libya telah menewaskan 138 orang sejak akhir Mei dan sebagian besar korban adalah warga sipil. Sementara pertempuran di Libya mereda bulan lalu, analis mengatakan, tumpukan tinggi persenjataan kedua pihak dari pendukung internasional, bisa meramalkan pecahnya perang proxy.
Hari Minggu, ledakan ranjau kembali menewaskan dua pekerja kemanusiaan yang datang dari rumah ke rumah untuk mengeluarkan ranjau dari daerah sipil yang beberapa waktu lalu menjadi kawasan pertempuran. Keduanya tewas di lokasi. [ka/jm]