Tautan-tautan Akses

Laporan PBB: Pasukan Suriah dan Pemberontak Lakukan Kejahatan Perang


Laporan PBB menuduh pasukan Suriah dan pemberontak sama-sama melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil di Suriah (foto: ilustrasi).
Laporan PBB menuduh pasukan Suriah dan pemberontak sama-sama melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil di Suriah (foto: ilustrasi).

Sebuah laporan PBB mengatakan kedua belah pihak dalam konflik Suriah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Laporan PBB itu menyimpulkan tak satu pun dari para pelaku yang takut dalam mempertanggungjawabkan kejahatan mereka. Para aktivis HAM mengatakan laporan itu menunjukkan mendesaknya kebutuhan akan kemajuan diplomatik, sementara Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry membahas krisis dengan mitranya dari Rusia di Jenewa hari Kamis (12/9).

Laporan Komisi Penyelidikan PBB menuduh Presiden Suriah Bashar al-Assad membantai dan menyiksa warga sipil, membom rumah sakit dan menembaki warga sipil secara membabi buta - seringkali dengan motif sektarian.

Pasukan oposisi juga dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Cilina Nasser dari kelompok HAM "Amnesty International" mengatakan, "Membunuh begitu mudah dilakukan di Suriah dan sangat mengkhawatirkan menyaksikan eskalasi pembunuhan ini. Ini sangat menakutkan. Dan sayangnya hal itu belum akan berakhir dalam waktu dekat."

Nasser mengatakan bahwa para pelakunya harus bertanggung jawab .
"Cara terbaik untuk melakukannya adalah Rusia dan China harus berhenti menghalang-halangi resolusi PBB yang menyerukan agar Suriah dirujuk ke Mahkamah Hukum Internasional. Mahkamah Hukum Internasional merupakan badan yang memiliki yurisdiksi untuk menyelidiki dan mengadili penjahat perang," tambahnya.

Tim PBB beranggotakan 20 orang yang menyusun laporan tersebut telah melakukan 258 wawancara dengan para pengungsi, pembangkang dan lain-lain di kawasan tersebut. Tapi mereka tidak pernah diizinkan masuk ke Suriah meskipun sudah memintanya berulang-kali. Lama Fakih dari Human Rights Watch, yang berbicara kepada VOA lewat telepon dari Beirut, mengatakan menelusuri Suriah merupakan hal yang sulit dan berbahaya .

"Suriah terus menolak memberikan akses masuk kepada tim PBB. Tanpa akses itu, sangat sulit untuk mendokumentasi dengan cermat pelanggaran HAM itu. Sebagian kelompok oposisi menyandera wartawan, pekerja kemanusiaan dan warga asing lainnya untuk meminta uang tebusan," kata Fakih.

Laporan penyelidikan PBB itu mencakup periode sebelum tanggal 21 Agustus, ketika pemerintah Barat mengatakan pasukan Presiden Assad telah menewaskan lebih dari seribu warga sipil dalam sebuah serangan senjata kimia di luar Damaskus. Tetapi laporan itu juga mencatat daftar tuduhan penggunaan senjata kimia lainnya sebelum tanggal tersebut.

Laporan ini akan disampaikan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa hari Senin.
XS
SM
MD
LG