Pertemuan tahunan Komisi Status Perempuan (CSW) hari Senin (11/4) dimulai di PBB dengan seruan tegas bagi kesetaraan gender.
"Kesetaraan gender pada dasarnya masalah kekuasaan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada sejumlah delegasi yang berkumpul di Majelis Umum.
Ia mengatakan, budaya yang didominasi laki-laki secara historis meminggirkan, mengabaikan serta membungkam perempuan dan itu perlu diubah.
Guterres menyambut baik gerakan perempuan di seluruh dunia yang meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan tetapi ia memperingatkan ada kekuatan yang berusaha menentang kemajuan hak-hak perempuan.
"Penolakan itu dalam, meresap dan tidak kenal lelah," katanya. "Jadi, mari kita sampaikan dengan lantang dan jelas: Kita tidak akan memberikan alasan; kita tidak akan mundur; kita akan melawan penolakan dan kita akan terus berupaya."
"Perempuan dan anak perempuan berperan penting dalam membentuk kebijakan, layanan, dan infrastruktur yang berdampak pada kehidupan mereka," kata Phumzile Mlambo-Ngcuka, direktur eksekutif UN Women. "Suara mereka harus disertakan secara bermakna."
Tema pertemuan selama dua minggu pada tahun ini adalah sistem perlindungan sosial, akses pada layanan publik dan infrastruktur berkelanjutan untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan.
Ketua CSW, Duta Besar Irlandia Geraldine Byrne Nason mengatakan sistem itu termasuk masalah-masalah seperti perlindungan kehamilan, pensiun, jalan yang aman, transportasi umum, pendidikan, akses perempuan pada perawatan kesehatan, dan distribusi yang adil terhadap layanan dan pekerjaan rumah tangga antara laki-laki dan perempuan.(my)