Ketika Loyce Maturu berusia 10 tahun, dia kehilangan ibunya dan kakaknya akibat AIDS dan TBC dalam satu minggu. Dua tahun kemudian, ia didiagnosa terkena kedua penyakit itu.
Anak perempuan Zimbabwe itu mengalami pelecehan emosional dan ejekan yang keras dari anggota keluarga karena penyakitnya itu, dan pada tahun 2010, ia mencoba bunuh diri.
Namun kini, dia adalah gadis berusia 24 tahun yang berusaha memberdayakan perempuan dan remaja yang terjangkit HIV positif.
"Setiap hari saya hidup, saya bersyukur bahwa saya salah satu dari 17 juta penderita yang mendapat pengobatan HIV selama beberapa tahun terakhir ini, dan itu menunjukkan bahwa kita bersama-sama memiliki kekuatan besar untuk menyelamatkan lebih banyak orang," katanya di Majelis Umum PBB hari Rabu (8/3), dalam pertemuan tingkat tinggi untuk mengakhiri penyakit HIV/AIDS tahun 2030.
Orang-orang muda telah terimbas oleh HIV/AIDS. Sekitar 14 juta anak menjadi yatim piatu oleh epidemi itu. Orang-orang muda juga memiliki tingkat infeksi yang tinggi, sekitar 2.000 penderita baru setiap hari.
Ini telah menyebabkan peningkatan kematian terkait AIDS di kalangan anak muda, sekarang HIV/AID penyebab utama kedua kematian remaja secara global.
"Kita perlu membekali mereka, kita perlu menggunakan cara-cara baru, memberi pendidikan seks di manapun, sehingga mereka benar-benar dapat menghindari perilaku yang berisiko," kata Direktur Eksekutif UNAIDS, Michel Sidibé.
Dia mengatakan, penting pula orang-orang muda menjadi pusat dari apa yang disebutnya sebagai "revolusi pencegahan."
Saat ini, ada sekitar 36,7 juta orang penderita HIV/AIDS di seluruh dunia. Setiap tahun 2,1 juta orang lagi akan akan terinfeksi, dan setengah dari mereka akan mati. PBB mengatakan jika tanggapan global bisa dipercepat, jutaan infeksi baru dapat dicegah. [ps/ii]