PBB mengatakan Asia Tenggara perlu membuat rencana kawasan menyeluruh untuk memerangi ancaman kekerasan yang meningkat, sementara lasykar-lasykar dari Asia tenggara pulang dari Irak dan Suriah.
Seruan oleh Kantor Narkoba dan Kejahatan PBB (UNODC) itu dikeluarkan di tengah-tengah kekhawatiran akan peningkatan kerjasama antara kelompok-kelompok ekstremis Islamis Al-Qaida dan para anggota ISIS di kawasan itu.
Jeremy Douglas, wakil UNODC untuk kawasan Asia, mengatakan sekalipun negara-negara Asia Tenggara telah meningkatkan kerjasama dan berbagi informasi intelijen, langkah-langkah bersifat sementara dan tidak konsisten, terutama dalam penanganan lasykar-lasykar yang pulang dari Timur-Tengah.
“Kawasan itu sendiri tidak mempunyai strategi untuk menangani lasykar-lasykar asing. Ada beberapa strategi pada tingkat nasional tetapi strategi ini sangat tidak konsisten di seluruh kawasan itu, dan kawasan itu sendiri tidak mempunyai strategi untuk menanggulangi fenomena ini,” kata Douglas kepada VOA.
Ia mengatakan penting bagi ASEAN untuk mengembangkan rencana pencegahan kekerasan ekstremisme kawasan yang kemudian disesuaikan untuk masing-masing negara.
Seruan UNODC itu dikeluarkan sementara Panglima Komando Pasifik Amerika, Laksamana Harry Harris, menambahkan Asia Pasifik menghadapi risiko yang meningkat serangan oleh lasykar kelompok ISIS yang pulang ke negara asal mereka. [gp]