Kantor PBB untuk Koordinasi Masalah Kemanusiaan (UN OCHA) di Kabul melansir data tersebut hari Minggu, dengan menyatakan hampir 52 ribu orang Afghanistan menyeberangi perbatasan dan memasuki Pakistan pada pekan lalu saja. Ini merupakan angka tertinggi dalam satu minggu yang tercatat dalam periode mingguan sejak 2009.
Disebutkan pula bahwa peningkatan jumlah pengungsi yang kembali disebabkan oleh “tekanan terus menerus pihak berwenang Pakistan melalui persyaratan baru mengenai visa, lebih singkatnya masa perpanjangan kartu bukti registrasi, meningkatnya razia oleh polisi, penahanan dan deportasi, dibatasinya akses dalam mencari nafkah, layanan kesehatan dan pendidikan serta kurangnya peluang kerja.”
Pada pekan lalu, rata-rata 5.200 pengungsi terdaftar dan 2.160 pengungsi gelap menyeberang kembali ke Afghanistan dari Pakistan setiap hari. Berdasarkan kecenderungan sekarang ini, 446 ribu pengungsi diperkirakan akan tiba sebelum akhir tahun, sebut UN OCHA.
Menurut UN OCHA, badan pengungsi PBB UNHCR, dengan bantuan pemerintah setempat dan badan-badan bantuan mitranya, menyediakan dukungan dalam menangani para pengungsi, yang terdaftar maupun tidak, di tengah-tengah kelangkaan sumber daya.
Badan-badan bantuan berpacu dengan waktu untuk memberikan bantuan ini sebelum datangnya musim dingin pada bulan November, sebut UN OCHA.
Para pejabat UNHCR di Pakistan menyatakan eksodus pengungsi terdaftar Afghanistan kebanyakan bersifat sukarela. Mereka juga menyatakan keputusan badan pengungsi itu untuk melipatgandakan bantuan uang untuk mereka yang kembali secara sukarela dari 200 dolar menjadi 400 dolar per orang pada pertengahan Juni, kampanye baru pemerintah untuk mendorong pengungsi kembali ke Afghanistan dan ambil bagian dalam pembangunan, merupakan faktor-faktor utama kenaikan luar biasa jumlah warga Afghanistan yang memilih kembali ke negaranya.
Pakistan menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Afghanistan yang terdaftar dan sekitar satu juta lainnya yang tinggal secara ilegal di negara itu. Sebagian besar keluarga pengungsi meninggalkan negara mereka karena perang di Afghanistan yang telah berlangsung puluhan tahun. [uh]