Paus Fransiskus hari Rabu (12/10) menyerukan gencatan senjata segera di Suriah. Berbicara dalam audiensi mingguannya di Vatikan, Paus mengatakan gencatan senjata harus diberlakukan cukup lama agar warga sipil, khususnya anak-anak, dapat melarikan diri dari daerah-daerah sasaran pengeboman.
Berbagai upaya terdahulu untuk menetapkan gencatan senjata segera terkikis sepanjang konflik Suriah yang telah berlangsung lima tahun lebih. Contoh terbaru adalah bulan lalu. Perjanjian yang diperantarai Amerika Serikat dan Rusia, yang berfokus pada kota Aleppo di bagian utara yang digempur, tidak bertahan lama.
Para pemantau Selasa mengatakan jet-jet Rusia memulai kembali pengeboman hebat di distrik-distrik bagian timur Aleppo yang dikuasai pemberontak, menewaskan lebih dari 20 orang.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris menyebut serangan gencar hari Selasa itu sebagai “bombardemen Rusia terhebat” sejak pemerintah Presiden Bashar al-Assad pekan lalu mengumumkan akan mengurangi serangan-serangan udara. Langkah ini tampaknya untuk membuat warga sipil melucuti senjata mereka dan meninggalkan kawasan-kawasan yang dikuasai oposisi.
Namun warga sipil, yang mencurigai pemerintah Assad, kebanyakan mengabaikan tawaran tersebut. Menurut pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah Assad, tawaran tersebut merupakan tipuan.
Secara terpisah, kantor berita pemerintah SANA melaporkan pemberontak menggempur distrik-distrik yang dikuasai pemerintah di bagian barat Aleppo, sehingga menewaskan sedikitnya empat orang dan mencederai 14 lainnya. [uh/as]