Paus Fransiskus pada hari Minggu (9/2) kepada para tentara, polisi dan pejabat penegak hukum lainnya di seluruh dunia mengatakan bahwa kekuatan bersenjata hanya dapat digunakan untuk pertahanan yang sah dan harus selalu menghormati hukum internasional.
Paus Fransiskus tampil kembali di depan umum untuk pertama kalinya pada hari Kamis sejak ia didiagnosis menderita bronkitis guna merayakan sebuah Misa Yubileum di luar ruangan untuk angkatan bersenjata, polisi dan personel keamanan. Namun, setelah beberapa kata, dia menyerahkan homili khotbahnya kepada seorang ajudan untuk dibacakan, dengan mengatakan mengalami kesulitan dengan napasnya.
“Saya ingin mengingatkan kembali ajaran Gereja dalam hal ini: Konsili Vatikan II mengatakan bahwa mereka yang menjalankan profesinya di barisan tentara untuk melayani tanah air mereka harus menganggap diri mereka sebagai pelayan keamanan dan kebebasan rakyat mereka,” kata Fransiskus dalam doa terakhirnya.
“Layanan militer ini harus dilakukan hanya untuk pertahanan yang sah, tidak pernah memaksakan kekuasaan atas negara lain, dan selalu mematuhi konvensi internasional mengenai konflik,” tambahnya.
Paus Fransiskus menyampaikan seruan baru untuk perdamaian, dengan mengutip konflik di seluruh dunia, termasuk Ukraina, Timur Tengah, Myanmar dan Sudan.
“Biarlah senjata-senjata senyap di mana-mana dan biarlah jeritan orang-orang yang meminta perdamaian didengar,” kata Fransiskus.
Sejak didiagnosis menderita bronkitis pada Kamis, Paus Fransiskus melanjutkan kegiatan dan audiensinya di dalam ruangan di Casa Santa Marta, tempat tinggalnya di Vatikan, hingga Minggu.
Paus Fransiskus telah lama berjuang melawan masalah kesehatan termasuk serangan bronkitis yang berkepanjangan. Dia menggunakan alat bantu untuk berjalan atau tongkat ketika bergerak di sekitar apartemennya dan baru-baru ini dua kali jatuh, melukai lengan dan dagunya.
Spekulasi mengenai kesehatan Paus Fransiskus merupakan hal yang konstan di kalangan Vatikan, terutama setelah Paus Benediktus XVI mendobrak tradisi selama 600 tahun dan mengundurkan diri dari kepausan pada tahun 2013.
Paus Fransiskus sebelumnya telah mengatakan tidak berencana untuk mengundurkan diri dalam waktu dekat, meskipun Paus Benediktus telah “membuka pintu” untuk kemungkinan tersebut. Dalam otobiografinya “Hope” yang dirilis bulan ini, Fransiskus mengatakan bahwa ia tidak mempertimbangkan untuk mengundurkan diri bahkan saat ia menjalani operasi usus yang besar. [my/jm]
Forum