Paus Fransiskus mengatakan lawatannya ke Tanah Suci bulan Mei mendatang ditujukan untuk mendorong hubungan dengan kelompok Kristen-Ortodoks. Tetapi kunjungan selama tiga hari itu juga menggarisbawahi hubungan dekat Paus Fransiskus dengan masyarakat Yahudi, upayanya menjangkau masyarakat Muslim dan imbauan Vatikan sejak lama bagi perdamaian antara Israel dan Palestina.
Pengumuman itu disampaikan hari Minggu, beberapa saat setelah Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menyelesaikan pembicaraan perdamaian selama tiga hari dengan pemimpin-pemimpin Israel dan Palestina.
Paus Fransiskus mengatakan kepada ribuan orang yang berkumpul di tengah hujan dalam pesan mingguan hari Minggu, bahwa ia akan mengunjungi Amman, Bethlehem dan Yerusalem pada tanggal 24-26 Mei mendatang. Ini adalah satu-satunya lawatan yang dipastikan sejauh ini pada tahun 2014, dan merupakan perjalanan keluar negeri kedua setelah kunjungannya ke Brazil untuk memperingati Hari Pemuda Sedunia tahun lalu.
Paus Fransiskus akan menjadi paus keempat yang mengunjungi Tanah Suci setelah kunjungan bersejarah Paus Paul VI tahun 1964.
Ketiga pemerintahan menyambut baik rencana kunjungan paus.
Kantor berita Palestina Wafa mengatakan Presiden Mahmoud Abbas berharap kunjungan itu akan “berkontribusi untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina yang menginginkan kebebasan, keadilan dan kemerdekaan”,
Di Yerusalem, Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan Paus Fransiskus “akan disambut dengan hangat seperti pendahulunya”.
Sementara Istana Kerajaan Yordania mengatakan kunjungan paus ke Amman pada 24 Mei akan menandai “terobosan signifikan bagi persaudaraan dan pengampunan antara warga Muslim dan Kristen, serta mengkonsolidasikan pesan perdamaian”.
Paus Fransiskus mengatakan tujuan utama lawatannya adalah memperingati 50 tahun pertemuan bersejarah di Jerusalem antara Paus Paul VI dan pemimpin spiritual Kristen-Ortodoks Ecumenical Patriarch Atengora.
Kunjungan itu juga akan menggarisbawahi kedekatan Paus Fransiskus dengan komunitas Yahudi, upayanya menjangkau Muslim dan imbauan lama Vatikan bagi perdamaian Israel-Palestina.
Pengumuman rencana kunjungan Paus ini dibuat, sementara Menteri Luar Negeri AS John Kerry baru saja menuntaskan pembicaraan tiga hari dengan para pemimpin Israel dan Palestina dalam upaya baru AS bagi perdamaian.
Pengumuman itu disampaikan hari Minggu, beberapa saat setelah Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menyelesaikan pembicaraan perdamaian selama tiga hari dengan pemimpin-pemimpin Israel dan Palestina.
Paus Fransiskus mengatakan kepada ribuan orang yang berkumpul di tengah hujan dalam pesan mingguan hari Minggu, bahwa ia akan mengunjungi Amman, Bethlehem dan Yerusalem pada tanggal 24-26 Mei mendatang. Ini adalah satu-satunya lawatan yang dipastikan sejauh ini pada tahun 2014, dan merupakan perjalanan keluar negeri kedua setelah kunjungannya ke Brazil untuk memperingati Hari Pemuda Sedunia tahun lalu.
Paus Fransiskus akan menjadi paus keempat yang mengunjungi Tanah Suci setelah kunjungan bersejarah Paus Paul VI tahun 1964.
Ketiga pemerintahan menyambut baik rencana kunjungan paus.
Kantor berita Palestina Wafa mengatakan Presiden Mahmoud Abbas berharap kunjungan itu akan “berkontribusi untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina yang menginginkan kebebasan, keadilan dan kemerdekaan”,
Di Yerusalem, Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan Paus Fransiskus “akan disambut dengan hangat seperti pendahulunya”.
Sementara Istana Kerajaan Yordania mengatakan kunjungan paus ke Amman pada 24 Mei akan menandai “terobosan signifikan bagi persaudaraan dan pengampunan antara warga Muslim dan Kristen, serta mengkonsolidasikan pesan perdamaian”.
Paus Fransiskus mengatakan tujuan utama lawatannya adalah memperingati 50 tahun pertemuan bersejarah di Jerusalem antara Paus Paul VI dan pemimpin spiritual Kristen-Ortodoks Ecumenical Patriarch Atengora.
Kunjungan itu juga akan menggarisbawahi kedekatan Paus Fransiskus dengan komunitas Yahudi, upayanya menjangkau Muslim dan imbauan lama Vatikan bagi perdamaian Israel-Palestina.
Pengumuman rencana kunjungan Paus ini dibuat, sementara Menteri Luar Negeri AS John Kerry baru saja menuntaskan pembicaraan tiga hari dengan para pemimpin Israel dan Palestina dalam upaya baru AS bagi perdamaian.