Auwal memeriksa kedua senjatanya sebelum kembali berpatroli di malam hari di desanya di negara bagian Kaduna, Nigeria barat laut.
“Saya telah memutuskan untuk mempersenjatai diri dengan senjata ini untuk melindungi keluarga saya karena pemerintah gagal melindungi keamanan kami,” kata Auwal, yang seperti relawan lainnya tidak menyebut nama asli dan desanya karena alasan keamanan.
Auwal adalah anggota relawan patroli pemuda yang berusaha melindungi masyarakat dari geng kriminal yang menumpang sepeda motor untuk menculik orang, mencuri ternak, dan menyebarkan teror.
Dengan penculikan dan serangan kekerasan yang merajalela di Nigeria utara, beberapa warga sipil seperti Auwal menjadi tidak sabar dengan ketidakmampuan pasukan keamanan pemerintah untuk melindungi mereka dan memutuskan untuk mengangkat senjata sendiri.
Negara bagian Kaduna berada di pusat kekerasan yang telah membuat Nigeria, negara terpadat di Afrika mengalami trauma. Penculikan untuk mendapat uang tebusan melonjak, dengan pemerintah Kaduna melaporkan 1.723 orang diculik dalam enam bulan pertama tahun 2021, dibandingkan dengan hampir 2.000 pada sepanjang tahun sebelumnya. Banyak dari serangan-serangan bandit ini mematikan, dengan sedikitnya 545 orang tewas dari Januari hingga Juni.
Pemerintahan Presiden Muhammadu Buhari, yang terpilih pada 2015 setelah berkampanye akan meningkatkan keamanan, telah menghadapi kecaman atas meningkatnya kekerasan. Pada awal September, Buhari memerintahkan badan-badan keamanan meningkatkan upayanya untuk melindungi masyarakat, terutama di daerah utara yang terkepung. [my/pp]