Sejumlah saksi mata mengatakan, bentrokan hari Senin (19/1) di Sanaa melibatkan senjata api dan bom sehingga membuat banyak warga sipil pergi meninggalkan kawasan itu.
Para pejabat belakangan mengatakan, kedua pihak sebelumnya telah sepakat melakukan gencatan senjata namun bentrokan senjata terus berlanjut.
Kekerasan itu berlangsung beberapa hari setelah pemberontak Houthi menculik kepala staf Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi untuk mengacaukan pertemuan yang merancang sebuah konstitusi baru.
Para pemberontak Syiah itu telah mengontrol Sanaa sejak September setelah mereka menguasai banyak wilayah di kota itu dan kemudian menandatangani kesepakatan yang menuntut pembentukan pemerintah baru.
Namun kekerasan di ibukota dan kawasan-kawasan lain di Yaman berlanjut karena para pemberontak dan kelompok-kelompok lain, termasuk al-Qaida di Semenanjung Arab, saling berebut kekuasaan di negara yang mengalami kerusuhan itu sejak tergulingnya pemimpin yang bertahan lama tiga tahun lalu.
