Bentrokan baru antara tentara yang setia pada pemimpin Libya Moammar Gaddafi dan pemberontak anti-pemerintah pecah di berbagai penjuru negara dalam perang itu, selagi pasukan pemberontak mengambil keuntungan dari meningkatnya koordinasi dengan NATO untuk melancarkan serangkaian serangan.
Di Zawiyah, kota strategis yang berada 50 kilometer barat ibukota, pemberontak Libya kembali bersatu dan bentrok dengan pasukan pro-Gaddafi beberapa minggu setelah tentara memukul mundur pemberontak. Jalan layang di kawasan pantai yang menjadi rute persediaan utama antara Tripoli dan Tunisia ditutup akibat bentrokan.
Jurubicara oposisi yang berbasis di London hari Minggu mengatakan beberapa ratus pemberontak mengendalikan wilayah-wilayah luas di Zawiyah barat serta satu bagian dari jalan layang itu. Tetapi seorang pejabat pemerintah mengatakan tentara yang setia telah memukul mundur pemberontak, yang kata mereka melebih-lebihkan kondisi pertempuran.
Jika pasukan oposisi mampu mengambil alih Zawiyah, mereka bisa menutup garis persediaan bagi Tripoli yang sudah berkurang. Blokade di laut dan serangan udara NATO telah membuat ibukota terisolasi. Pemberontak sempat mengambil alih Zawiyah bulan Maret lalu tetapi dikalahkan lagi oleh pasukan pro-Gaddafi.
Juga hari Minggu, pasukan pemerintah menewaskan lima orang ketika mereka melemparkan mortir dan roket Grad ke arah Zintan, bagian yang dikuasai pemberontak di kawasan Pegunungan Barat. Di tempat lain, pasukan oposisi mengatakan pertempuran menewaskan sedikitnya enam orang di Dafniya, sebelah barat kota Misrata yang dipegang pemberontak.
Para pemimpin pemberontak juga melaporkan bentrokan di Sabha, sebuah kota terletak 800 kilometer selatan Tripolo. Kawasan selatan Libya yang tidak terlalu padat penduduk diyakini kuat mendukung Gaddafi.