Rencana kelompok teroris ISIS untuk menculik pejabat di luar wilayah Timur Tengah dan menahan mereka sebagai alat tawar memicu pasukan Amerika Serikat melancarkan serangan pada dini hari yang menyebabkan kematian salah seorang dalang dari rencana tersebut.
Komando Pusat AS (CENTCOM), pada Senin (17/4), mengonfirmasi kematian Abd-al-Hadi Mahmud al-Haji Ali dalam operasi di Suriah utara. Dia digambarkan sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas perencanaan serangan di Timur Tengah dan di Eropa.
Konfirmasi kematian Ali disampaikan beberapa jam setelah seorang pejabat AS, yang berbicara kepada VOA dengan syarat anonim, mengatakan jenazah pemimpin senior itu telah ditemukan dan sedang dilakukan tes DNA untuk mengonfirmasi identitasnya.
Dua anggota bersenjata yang mendampingi Ali pada saat penyerbuan juga tewas, menurut pejabat CENTCOM tersebut, yang mengatakan tidak ada warga sipil yang terluka dan pasukan AS yang terlibat dalam operasi itu selamat tanpa cedera.
Syrian Observatory for Human Rights, sebuah kelompok oposisi pemantau perang yang berbasis di London, melaporkan serangan AS tersebut terjadi sebelum fajar di desa Suwayda, dekat kota Jarabulus, yang tidak jauh dari area perbatasan dengan Turki.
Sejumlah sumber mengatakan kepada kelompok itu bahwa pasukan AS tiba dengan helikopter pada dini hari, memicu bentrokan sengit dengan anggota ISIS. Bentrokan itu baru berakhir setelah pasukan AS meluncurkan dua rudal ke gedung tempat pemimpin IS bersembunyi.
VOA belum dapat mengonfirmasi cerita tersebut secara independen.
Berita mengenai dugaan merencanakan penculikan pejabat di negara asing, dan serangan AS untuk menghambat upaya tersebut, muncul di saat sebagian besar penilaian yang dilajkukan pihak Barat terhadap ISIS di Suriah dan Irak menunjukkan bahwa mereka telah meremehkan kemampuan kelompok tersebut. [lt/rs]
Forum