Meski angka korban virus corona di berbagai daerah terus naik, pasien yang sembuh pun terus bertambah. Data nasional mencatat hingga Kamis, 2 April 2020 sore, dari 1.790 kasus positif sebanyak 112 pasien dinyatakan sembuh. Sementara di Yogyakarta hingga Kamis (2/4), tiga pasien dinyatakan sembuh dan telah diperbolehkan pulang.
Pasien yang pertama kali sembuh di Yogyakarta adalah balita berumur tiga tahun yang keluar dari rumah sakit pada 20 Maret, setelah dirawat selama 11 hari. Pasien kedua dinyatakan sembuh dan pulang ke rumah pada 31 Maret 2020 setelah dirawat selama 14 hari. Kedua pasien itu dirawat di RSUP dr Sardjito, Yogyakarta. Humas RSUP dr Sardjito, Banu Hermawan, membenarkan kesembuhan pasien itu.
“Kita patut bersyukur, di Yogya satu lagi pasien yang sudah kami nyatakan sembuh. Pasien ini masuk sejak tanggal 17 Maret 2020. Setelah perawatan, pasien sembuh dan dalam keadaan sehat,” kata Banu.
Banu menambahkan, bagi pasien yang sudah bisa pulang, ditekankan untuk menjaga kesehatan. Jika ada gejala yang patut dikhawatirkan terkait kondisi kesehatannya, mereka wajib segera melaporkan itu ke rumah sakit.
Pada Kamis 2 April 2020, Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Virus Corona, Berty Murtiningsih mengabarkan ada lagi satu pasien di Yogyakarta yang sembuh.
“Memang benar, RSUD Kota Yogyakarta telah mendapatkan hasil test negatif kedua untuk pasien kasus COVID-19. Dengan hasil tes ke dua negatif tersebut, maka pasien bisa dinyatakan sembuh. Hasil konfirmasi kami ke RSUD Kota Yogyakarta, pasien tersebut sudah diperbolehkan pulang. Pasien adalah laki-laki dan berusia 60 tahun,” ujar Berty.
Dalam keterangan tertulisnya, Direktur RSUD Kota Yogyakarta, dr Ariyudi Yunita menjelaskan, pasien yang sembuh pada Kamis menjalani perawatan selama dua pekan.
"Tidak sia-sia kami merawat pasien positif selama dua minggu, pasien sudah dilakukan swab tes sebanyak dua kali dan dari hasil tersebut sudah dinyatakan negatif covid 19,” kata Ariyudi.
Perjuangan Lahir Batin
Untuk sembuh, tentu saja membutuhkan perjuangan lahir dan batin. Tidak hanya bagi pasien, tetapi juga keluarganya. Ibu dari balita tiga tahun yang sempat dinyatakan positif terinfeksi virus corona dan dirawat di RSUP dr Sardjito, Yogyakarta, berbagi kisahnya dalam video dokumentasi Humas Pemda DIY. Sang ibu, yang identitasnya disembunyikan, memulai ceritanya dengan kepergian keluarga itu ke Depok, Jawa Barat selama lima hari hingga 3 Maret 2020.
Pada 6 Maret dini hari, anaknya mengalami demam hingga 40 derajat Celcius. Sehari kemudian, dia membawanya ke dokter dan diberi obat. Namun setelah pulang, demam tak kunjung turun dan mereka mendatangi rumah sakit. Disinilah, sang ibu baru bercerita bahwa mereka baru saja pulang dari Depok. Jokowi sendiri pada 3 Maret mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia, yang merupakan warga Depok. Mendengar cerita sang ibu, balita itu kemudian dirujuk ke RS Sardjito pada 9 Maret.
“Hari pertama di RS Sardjito, anak saya masih lemas, batuknya tidak berhenti-henti. Berhenti cuma kalau dia tidur. Kemudian batuk terus. Mungkin karena dia capek, terus tidur. Bangun lagi, terus batuk lagi. Jadi memang batuk terus kalau tidak tidur,” kata sang ibu.
Bukan hanya batuk yang mengganggu balita itu, Alat Pelindung Diri (APD) yang dikenakan dokter dan perawat juga menakutkan baginya. Karena itu, setiap tindakan medis sekecil apapun bagi balita, menjadi saat-saat sulit karena reaksi yang muncul dari rasa takut.
Di daftar pasien nasional, balita ini adalah kasus nomor 49. Karena masih merupakan pasien di era awal penyebaran virus corona, hasil uji laboratorium keluar hanya berselang empat hari dari pengambilan swab. Namun, waktu empat seolah begitu panjang bagi Sang ibu karena harus menunggu kepastian status untuk buah hatinya.
“Pengalaman saya, karena waktu itu hasilnya kita menunggu tiga-empat hari. Sewaktu menunggu itu, karena belum tahu hasilnya, rasanya gelisah, khawatir, enggak karu-karuan. Jadi kalau bisa, hasilnya bisa secepat mungkin, jadi kita lebih cepat tahu hasilnya dan lebih tenang,” tambahnya.
Baik balita maupun kedua orangtuanya kini bisa berkumpul kembali bersama keluarga besar mereka, dengan tetap memberi perhatian lebih pada kondisi kesehatan. Uniknya, meskipun pergi bersama ke Depok, kemudian berada di ruang isolasi selama 14 hari sepanjang waktu, kedua orang tua Balita ini dinyatakan negatif virus corona. [ns/ab]