Tautan-tautan Akses

Faksi Politik yang Bersaing Bentrok di Ibukota Burundi


Tentara melakukan patroli di jalanan ibukota Burundi, Bujumbura (13/5).
Tentara melakukan patroli di jalanan ibukota Burundi, Bujumbura (13/5).

Masih belum jelas siapa yang kini menguasai Burundi, sementara bentrokan-bentrokan antara faksi-faksi politik yang bersaing berlangsung di ibukota Bujumbura.

Faksi-faksi militer yang bersaingan saling berebut kontrol atas ibukota Burundi, satu hari setelah seorang jenderal melancarkan usaha kudeta sewaktu presiden berada di luar negeri.

Pertempuran terpusat di sekitar kompleks radio dan TV pemerintah, di mana pasukan yang mendukung kudeta berusaha merebut kontrol dari pasukan yang setia kepada Presiden Pierre Nkurunziza. Reporter VOA Gabe Joselow, yang berada di Bujumbura, mengatakan, ia melihat ada mayat tentara di dekat kompleks itu.

Suara tembakan mereda setelah beberapa jam pertempuran, dan seorang juru bicara pasukan pro-kudeta mengatakan kepada VOA bahwa para pendukung setia presiden masih menguasai pusat penyiaran itu. Ia mengatakan, para pendukung kudeta telah mundur dari kawasan itu.

Masih belum jelas siapa yang kini menguasai negara itu, sementara protes-protes politik yang berlangsung setiap hari di Bujumbura, berubah menjadi bentrokan-bentrokan antara faksi-faksi politik yang bersaing.

Reporter VOA juga melaporkan, dia mendengar suara tembakan secara beruntun datang dari markas partai politik CNDD-FDD. Polisi mengawal jalan-jalan di kawasan itu. Penduduk setempat mengungkapkan, polisi menyisir daerah perkampungan, mencari oknum-oknum yang diduga mendukung usaha kudeta tersebut.

Presiden Burundi, Pierre Nkurunziza, menyerukan ketenangan dari akun Twitter-nya, seraya meyakinkan bahwa situasi dapat dikuasai. Lokasi presiden itu tidak jelas, tetapi menurut kantor berita Perancis, dia berada di lokasi yang dirahasiakan di Dar es Salaam, Tanzania, di mana dia menghadiri sebuah sidang regional terkait situasi politik di Burundi, hari Rabu.

Sementara Presiden Nkurunziza di luar negeri, mantan kepala intelijen, Jenderal Godefroid Niyombare menggunakan stasiun radio-radio lokal untuk mengumumkan kudeta. Katanya, dia akan membentuk sebuah komisi guna “memulihkan ketertiban dan persatuan bangsa.”

Panglima angkatan bersenjata Jenderal Prime Niyongabo menyatakan, kudeta telah digagalkan, tetapi para pendukung kudeta membantah pernyataan itu.

Recommended

XS
SM
MD
LG