Tautan-tautan Akses

Pasca Insiden Alaska Airlines, Kepala Program Boeing 737 MAX Undurkan Diri


Pesawat Boeing 737 Max bersiap untuk mendarat di Seattle, AS, dalam uji coba penerbangan pada 30 September 2020. (Foto: AP/Elaine Thompson)
Pesawat Boeing 737 Max bersiap untuk mendarat di Seattle, AS, dalam uji coba penerbangan pada 30 September 2020. (Foto: AP/Elaine Thompson)

Boeing, pada Rabu (21/2), mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengganti kepala program 737 MAX yang bermasalah. Keputusan tersebut merupakan pengunduran diri eksekutif pertama sejak insiden terlepasnya panel pintu pesawat Alaska Airlines MAX 9 yang baru pada 5 Januari lalu.

Ed Clark, yang telah bekerja di produsen pesawat tersebut selama hampir 18 tahun, mengundurkan diri, di saat Boeing sedang menghadapi krisis terbaru dan bertekad meningkatkan kualitas.

Regulator telah membatasi produksi Boeing dan anggota Kongres AS serta pelanggan kini semakin mencermati produksi dan upaya keselamatan yang dilakukan oleh produsen pesawat tersebut.

Boeing berupaya menjelaskan dan memperkuat prosedur keselamatan setelah panel pintu pesawat baru Alaska Airlines 737 MAX 9 terlepas dalam penerbangan. Pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat karena penumpang dihadapkan pada lubang besar sewaktu pesawat berada di ketinggian hampir 4.900 meter.

Clark mengundurkan diri setelah dewan direksi Boeing bertemu pada minggu ini dan menyetujui perubahan tersebut, menurut sumber yang mengetahui masalah itu. Clark mengawasi fasilitas produksi Boeing di Renton, Washington, tempat perakitan akhir pesawat yang mengalami inisiden itu.

Katie Ringgold menggantikannya sebagai wakil presiden dan manajer umum program 737, menurut memo yang dilihat kantor berita Reuters. Memo dikirim kepada staf oleh CEO Boeing Commercial Airplanes, Stan Deal, yang mengatakan bahwa Boeing berupaya memastikan "setiap pesawat yang dikirimkan memenuhi atau melampaui semua persyaratan kualitas dan keselamatan. Pelanggan menuntut, dan berhak mendapatkannya."

Insiden itu terjadi sementara Boeing masih berupaya membangun kembali reputasinya setelah 737 MAX dilarang terbang selama 20 bulan setelah terlibat dua kecelakaan fatal. Larangan itu dicabut pada November 2020. Dua kecelakaan jet MAX tersebut menewaskan 346 orang.

Para eksekutif industri penerbangan telah menyatakan rasa frustrasi atas kualitas Boeing. Satu-satunya produsen besar lain pesawat komersial adalah Airbus, Prancis. [ka/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG